Apa Hubungan Antara Arthritis dan Scleroderma?

Arthritis dan scleroderma terkait erat karena keduanya merupakan penyakit autoimun. Pada beberapa pasien, gejala radang sendi dan skleroderma diketahui tumpang tindih. Kedua penyakit ini sangat serius dan disertai dengan berbagai tingkat rasa sakit dan ketidaknyamanan. Para ahli percaya bahwa skleroderma, bagaimanapun, adalah yang lebih mengancam jiwa dari keduanya.
Para ilmuwan mengetahui bahwa pasien dengan skleroderma cenderung memproduksi kolagen secara berlebihan. Penyebab utama skleroderma, bagaimanapun, tidak diketahui secara pasti. Sebagai akibat dari terlalu banyak kolagen, individu dengan skleroderma mengalami kulit yang mengeras dan menebal, yang terkadang bahkan membahayakan organ dalam. Gejala lain mungkin termasuk rambut rontok, mulas, perubahan warna kulit dan borok pada jari. Arthritis dan scleroderma memiliki gejala yang sama karena keduanya menyebabkan nyeri sendi dan pembengkakan, terutama pada tangan dan jari.

Para peneliti yang mempelajari efek arthritis dan scleroderma telah menemukan bahwa beberapa pasien dengan scleroderma akhirnya mengembangkan rheumatoid arthritis. Bahkan, radang sendi sering dicatat sebagai gejala skleroderma. Kedua kondisi tersebut dapat secara serius mempengaruhi kualitas hidup seseorang karena aktivitas sehari-hari, seperti memasak, makan, dan berpakaian menjadi sangat sulit untuk dilakukan.

Ketika gejala arthritis dan scleroderma terjadi secara bersamaan, individu sering mengalami kelemahan pada otot paha dan lengan atas. Kelelahan, nyeri sendi dan sendi demam juga dapat dicatat. Dalam kasus skleroderma yang serius, kesulitan menelan dan masalah pencernaan kadang-kadang dapat hadir, serta gagal ginjal, detak jantung yang tidak teratur dan kesulitan bernapas yang parah karena fibrosis paru-paru.

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati radang sendi, serta skleroderma, termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), obat nyeri, serta krim dan salep topikal. Obat Scleroderma lebih lanjut termasuk resep untuk mengatur sirkulasi darah dan tekanan darah, obat-obatan untuk membantu pencernaan dan antidepresan karena arthritis dan scleroderma juga sering mengakibatkan stres psikologis. Olahraga juga penting dalam bekerja untuk meringankan gejala dari masing-masing penyakit tersebut. Meskipun olahraga mungkin sulit karena kulit yang keras atau efek dari rheumatoid arthritis, penting untuk menjaga fleksibilitas kulit dan otot yang terganggu oleh arthritis dan scleroderma.

Rheumatoid arthritis dan scleroderma keduanya secara luas dianggap sebagai bentuk arthritis yang berbeda. Penyakit jaringan ikat seperti skleroderma cenderung jarang terjadi dan sering dikacaukan dengan penyakit autoimun lain seperti lupus. Kebingungan ini terkadang menghasilkan diagnosis yang tertunda. Tidak ada obat untuk kedua penyakit tersebut, tetapi intervensi dini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang yang menderita penyakit autoimun.