Apa Hubungan Antara Anemia dan Mual?

Oksigen dibawa melalui tubuh manusia melalui sel darah merah dalam darah. Anemia adalah kondisi medis yang mempengaruhi sel darah merah, mengurangi jumlah oksigen yang beredar ke seluruh tubuh. Ada beberapa jenis anemia. Hubungan antara anemia dan mual adalah bahwa mual merupakan salah satu gejala dari beberapa bentuk anemia termasuk anemia aplastik dan anemia megaloblastik. Anemia megaloblastik juga disebut sebagai anemia pernisiosa. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan anemia dan mual.

Anemia aplastik adalah penyakit darah yang mempengaruhi sumsum tulang. Sumsum tulang menghasilkan sel darah putih, sel darah merah dan trombosit. Bentuk anemia ini menyebabkan sumsum tulang berhenti memproduksi cukup ketiga jenis sel penting ini. Akibatnya, seseorang yang menderita anemia aplastik tidak memiliki cukup oksigen yang beredar melalui sel darah merah, memiliki sistem kekebalan yang tertekan karena jumlah sel darah putih yang tidak mencukupi, dan lebih lambat untuk membentuk gumpalan darah karena kekurangan trombosit.

Selain hubungan anemia aplastik dan mual, seseorang yang memiliki bentuk anemia ini mungkin mengalami pendarahan spontan, mengalami kedinginan, atau mungkin memiliki detak jantung yang cepat. Penyakit ini berpotensi fatal. Perawatan untuk anemia aplastik termasuk transfusi darah, transplantasi sumsum tulang dan imunosupresan.

Tubuh manusia membutuhkan vitamin B12 untuk memproduksi sel darah merah. Tubuh menggunakan zat yang disebut faktor intrinsik, yang diproduksi di lapisan perut, untuk membantu menyerap vitamin ini ke dalam saluran pencernaan. Ketika seseorang tidak dapat memproduksi faktor intrinsik yang cukup dan menyerap vitamin B12, orang tersebut dapat mengalami anemia megaloblastik.

Selain mual, gejala anemia megaloplastik termasuk diare, penurunan berat badan, dan peningkatan denyut jantung. Seseorang dengan penyakit darah ini mungkin juga mengalami kehilangan penciuman, kurang nafsu makan, dan kebingungan. Perawatan termasuk suntikan vitamin B12 atau semprotan hidung.

Tubuh menggunakan asam folat, atau vitamin B9, untuk membantu sel darah merah matang. Jika seseorang memiliki asupan asam folat yang tidak mencukupi, orang tersebut juga dapat mengalami anemia megaloblastik. Orang lain yang mungkin mengalami kekurangan asam folat termasuk wanita hamil, yang membutuhkan delapan kali jumlah vitamin B9 daripada yang mereka butuhkan saat mereka tidak hamil, dan pecandu alkohol.

Selain anemia dan mual, gejala defisiensi asam folat dapat berupa sesak napas dan muntah. Kekurangan asam folat dapat diobati dengan mengonsumsi suplemen asam folat. Selain itu, pola makan seseorang mungkin harus diubah untuk memasukkan lebih banyak makanan kaya vitamin B seperti bayam, jus tomat, melon, dan pisang.