Gejala tumor usus besar dapat bervariasi secara signifikan dari pasien ke pasien, dan tergantung pada jenis dan lokasi tumor. Beberapa pasien mengalami sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali, dan tumor hanya ditemukan melalui kolonoskopi rutin. Lainnya menderita perubahan gerakan usus, sakit perut, tinja berdarah, dan gejala fisik lainnya. Tumor usus besar bisa jinak, artinya tidak bersifat kanker, atau ganas, artinya bersifat kanker. Biopsi tumor biasanya merupakan satu-satunya cara untuk menentukan jenisnya.
Darah dalam tinja dapat menunjukkan adanya tumor usus besar, meskipun adanya darah dalam tinja dapat menunjukkan kondisi lain juga. Pendarahan dari wasir atau robekan dubur kecil biasanya berwarna merah cerah, sedangkan pendarahan dari tumor usus besar biasanya lebih gelap dan mungkin terlihat seperti bubuk kopi. Makanan dan obat-obatan tertentu dapat meniru penampilan darah dalam tinja, termasuk suplemen zat besi, bit, dan blueberry. Mereka yang menduga bahwa mereka sedang buang air besar berdarah harus segera menghubungi dokter untuk menentukan penyebab yang mendasarinya.
Kehadiran tumor usus besar dapat menyebabkan perubahan kebiasaan buang air besar. Dalam beberapa, itu dapat menyebabkan tinja longgar atau serangan diare. Pada orang lain, itu dapat menyebabkan sembelit dan buang air besar yang sulit untuk dilewati. Inkontinensia urgensi (buang air besar yang tidak disengaja) atau kebocoran dubur juga dapat terjadi.
Sakit perut juga merupakan gejala yang mungkin dari tumor usus besar, tetapi seperti darah dalam tinja, ia memiliki banyak penyebab potensial lainnya. Biasanya, tumor usus besar menyebabkan rasa sakit di sisi kiri perut. Apendisitis, divertikulitis, dan bahkan mulas juga dapat menyebabkan rasa sakit di area ini. Rasa sakit bisa disertai dengan mual, muntah, kehilangan nafsu makan, atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Sakit perut, terutama di sisi kiri, harus dievaluasi oleh dokter.
Lokasi tumor dapat mempengaruhi gejala juga. Tumor di sisi kiri usus besar lebih mungkin menyebabkan obstruksi usus, yang dapat menyebabkan tinja berdarah, sakit perut, dan perubahan kebiasaan buang air besar. Sisi kanan usus besar memiliki lebih banyak ruang, memungkinkan tumor usus besar tumbuh lebih besar. Ketika tumor menjadi terlalu besar, dapat memotong suplai darah dan mengakibatkan kekurangan zat besi, yang disebut anemia. Gejala anemia termasuk kelelahan, sesak napas, dan kelemahan.
Biasanya, tumor usus besar tidak menimbulkan gejala sampai telah mencapai tahap tertentu. Tumor lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, jadi dokter merekomendasikan kolonoskopi rutin dimulai pada usia 50 tahun bagi mereka yang tidak memiliki riwayat masalah usus besar. Mendiagnosis tumor lebih awal dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan pengobatan.