Dalam istilah sastra, fungsi utama kiasan dalam puisi adalah menggunakan kata, frasa, atau referensi budaya yang kuat yang harus dipahami pembaca untuk sekadar menggambarkan konsep yang kompleks. Kiasan secara khusus merujuk orang, tempat, dan benda dalam sejarah, sastra, dan masyarakat untuk tujuan ini. Selain itu, kiasan dapat digunakan dalam puisi untuk membantu nada dan bentuk puisi.
Kiasan digunakan secara signifikan dalam puisi perang untuk membantu menggambarkan emosi berat penulis. Selain itu, kiasan dalam puisi biasanya digunakan untuk menandakan situasi sosial. Misalnya, seorang penyair bisa menyebut sesuatu yang sakit atau terpelintir untuk menyampaikan masalah di masyarakat. Kiasan bahkan dapat digunakan dalam narasi puitis untuk menggambarkan diri. Penyair modernis, misalnya, percaya bahwa seseorang dapat menemukan makna dan kebijaksanaan hanya dalam dirinya sendiri, dan mereka sering menggunakan alam sebagai kiasan yang relevan.
Referensi intertekstual ke teks lain juga merupakan faktor kiasan dalam puisi. Banyak penyair mengacu pada teks-teks klasik dalam sastra mereka. Misalnya, dalam puisi Hugh Selwyn Mauberley, baris Ezra Pound “Penelope sejatinya adalah Flaubert” mengacu pada Penelope, istri Odysseus dalam Homer’s Odyssey, dan menyarankan bahwa Gustave Flaubert, seorang simbolis Prancis, dapat memenuhi standar Mauberley sebagai mitra. Bahkan penyair klasik menggunakan kiasan dalam karya mereka. Misalnya, Dante Alighieri menyebut tokoh-tokoh mitologi Yunani sebagai simbol ketakutan di Inferno.
Meskipun kiasan singkat, mereka dipenuhi dengan referensi penting. Penyair dapat menggunakan kiasan untuk membantu dengan mudah menggambarkan situasi dengan merujuk periode waktu dan peristiwa tertentu. Kiasan juga berguna bagi penyair yang bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan bentuk puisi tertentu. Sebuah kiasan dalam puisi seringkali hanya beberapa kata panjangnya, sehingga dapat dengan mudah masuk ke dalam ritme puisi serta dengan meterannya, apakah iambik, trochaic atau anapestic, misalnya. Dengan demikian, kiasan dalam puisi dapat digunakan oleh penyair untuk memperkaya baik makna puisi maupun bunyi dan iramanya.
Secara keseluruhan, kiasan dapat digunakan dalam puisi untuk dengan mudah menyampaikan pesan kepada pembaca. Setelah membaca kiasan, individu akan mengambil referensi dari sejarah, teks sastra, agama, mitologi dan banyak lagi, membangkitkan gambaran mental dan merangsang pikiran mereka. Mereka menyederhanakan apa yang seharusnya dijelaskan dalam istilah yang mungkin panjang, secara signifikan memperketat bagian dari puisi untuk membuatnya jelas dan ringkas dan, pada gilirannya, memastikan bahwa ritme penyair dipertahankan dalam prosesnya. Banyak jenis penyair menggunakan fungsi kiasan untuk menarik dan menarik minat pembaca, seringkali menarik pengetahuan mereka jika mereka sudah tahu apa istilah yang dimaksud dan sebaliknya menantang mereka untuk membaca dan belajar lebih banyak.