Apa Efek Pneumonia pada Paru-paru?

Efek pneumonia pada paru-paru melibatkan produksi lendir dan cairan lain yang berlebihan, yang menyebabkan kesulitan bernapas dan menghambat pertukaran gas di paru-paru, sehingga lebih sulit untuk memasok oksigen ke tubuh. Dalam jangka panjang, pneumonia dapat dikaitkan dengan kerusakan paru-paru permanen, menempatkan orang pada risiko gagal pernapasan di masa depan karena paru-paru mereka tidak lagi kuat dan sehat seperti dulu. Mengobati pneumonia sejak dini dapat membantu membatasi masalah paru-paru permanen.

Pada pasien dengan pneumonia, infeksi menjadi aktif di paru-paru. Jamur, bakteri, virus, dan organisme lain semuanya berpotensi menjajah paru-paru jika sistem kekebalan seseorang tidak mampu melawannya. Infeksi menyebabkan kantung udara kecil di paru-paru, yang dikenal sebagai alveoli, terisi cairan. Mengembang paru-paru menjadi lebih sulit karena tekanan di dalam paru-paru terganggu, orang mengalami kesulitan bernapas, dan oksigen setiap kali bernapas tidak mencapai sejauh yang seharusnya.

Efek pneumonia pada paru-paru dapat menyebabkan orang mengalami sesak napas, semburat kebiruan di ekstremitas, dan napas cepat saat mereka berjuang untuk mendapatkan udara. Pasien mungkin juga batuk, sering mengeluarkan dahak. Dalam beberapa kasus, pneumonia menyebabkan perkembangan abses di paru-paru, komplikasi yang berpotensi serius. Pasien juga dapat mengalami gagal napas, di mana paru-paru tidak lagi dapat berfungsi dan ventilasi mekanis mungkin diperlukan untuk membuat orang tersebut tetap hidup.

Pada pneumonia lobar, seluruh lobus paru-paru terlibat. Pneumonia bronkial melibatkan bercak infeksi yang terisolasi di satu atau kedua paru-paru. Dalam kedua kasus, efek pneumonia pada paru-paru dapat terjadi dengan cepat setelah infeksi mulai mengamuk. Pasien biasanya mengalami tanda-tanda peringatan seperti demam, kelelahan, mual, dan muntah, serta kesulitan bernapas. Mendengarkan paru-paru dapat mengungkapkan suara khas yang terkait dengan alveoli yang berisi cairan dan pernapasan pasien yang sulit.

Untuk mengatasi efek pneumonia pada paru-paru, dokter fokus pada menemukan obat yang tepat untuk mengobati infeksi, serta memberikan perawatan suportif. Pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit jika infeksinya parah, dan dalam beberapa kasus ventilasi diperlukan untuk membantu pasien bernafas. Jika tidak diobati, infeksi pada paru-paru dapat berakibat fatal bagi pasien, karena pada akhirnya, jaringan dalam tubuh akan mulai menderita akibat kekurangan oksigen. Ketika suplai oksigen ke otak dibatasi oleh pneumonia, pasien dapat mengalami kejang dan koma.