Apa Ciri Fiksi Gotik?

Fiksi gothic dicirikan oleh unsur-unsur ketakutan, horor, supranatural dan kegelapan, serta oleh karakter seperti vampir, setan, pahlawan, pahlawan wanita dan penjahat. Elemen lain yang menjadi ciri fiksi jenis ini mungkin termasuk misteri, romansa, nafsu, dan ketakutan. Genre ini merupakan cikal bakal genre horor modern, meski gaya gothic tetap banyak peminatnya. Berasal dari akhir abad ke-18, jenis fiksi ini adalah cabang dari gerakan Romantis yang lebih besar yang berusaha untuk merangsang emosi yang kuat dalam diri pembaca — ketakutan dan ketakutan, dalam hal ini. Nama genre ini berasal dari arsitektur abad pertengahan, karena sering kali mengacu pada era abad pertengahan dalam semangat dan materi pelajaran, dan terkadang menggunakan bangunan Gotik sebagai latarnya.

Materi Umum

Gaya fiksi ini sangat menekankan pada suasana, menggunakan setting dan diksi untuk membangun ketegangan dan rasa tidak nyaman pada pembaca. Subyek umum termasuk supranatural, kutukan keluarga, misteri dan kegilaan. Fiksi gothic mungkin juga menampilkan plot atau subplot romantis, terutama dalam inkarnasi selanjutnya dari era Victoria dan abad ke-20. Meskipun novel sering dianggap sebagai contoh terbaik dari genre ini, beberapa puisi dan cerita pendek juga dapat dicirikan sebagai Gotik, seperti yang ditulis oleh Graveyard Poets Inggris akhir abad ke-18 atau cerita pendek Edgar Allen Poe, yang telah mempengaruhi Penulis gothic sejak mereka diterbitkan.

Waktu dan Tempat

Fiksi gothic sering berurusan dengan era masa lalu, terkadang meromantisasinya dan terkadang menggunakannya sebagai simbol kegelapan dan penindasan yang berlebihan. Pada hari-hari awal, genre mengambil periode abad pertengahan sebagai inspirasi utama. Novel awal dicirikan sebagai roman, merujuk pada genre naratif abad pertengahan. Novel-novel ini sering kali anti-Katolik dan menggunakan latar abad pertengahan untuk menunjukkan apa yang diyakini penulisnya sebagai penyalahgunaan kekuasaan Katolik. Sebaliknya, fiksi Gotik awal sering meromantisasi periode abad pertengahan dengan mengadopsi gaya sastranya dan kembali ke materi pelajaran yang lebih emosional dan fantastik alih-alih merangkul rasionalisme dan tatanan yang telah mendominasi pemikiran Pencerahan.

Contoh modern dari jenis fiksi ini melanjutkan kecenderungan untuk melihat ke masa lalu, sering kali menggunakan latar seperti Amerika kolonial, Inggris Victoria atau Amerika Serikat bagian selatan sebelum Perang Saudara. Seperti periode abad pertengahan bagi banyak penulis abad ke-18 dan 19, era ini menawarkan makanan untuk romantisasi dan kritik moral. Karya-karya Gotik modern yang dibuat pada masa sekarang mungkin terjadi di sebuah rumah besar abad ke-19, seperti karya-karya awal yang biasa menggunakan kastil abad pertengahan sebagai latarnya.

Penulis Populer

Novel gothic adalah salah satu fiksi yang paling populer dibaca pada akhir abad ke-18, dengan contoh-contoh penting termasuk The Castle of Otranto karya Horace Walpole pada tahun 1764, The Mysteries of Udolpho karya Anne Radcliffe pada tahun 1794 dan The Monk karya MG Lewis pada tahun 1796. Meskipun kurang populer selama era Victoria, fiksi Gotik abad ke-19 adalah salah satu literatur paling terkenal dan paling banyak dibaca pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, termasuk karya-karya penulis seperti Mary Shelley, Edgar Allan Poe, Emily dan Anne Bronte, Nathaniel Hawthorne dan Oscar Wilde. Vampir, salah satu karakter favorit dari genre fiksi ini, muncul dalam beberapa karya penting di era ini, termasuk The Vampyre karya John Polidori, Carmilla karya Sheridan LeFanu, dan Dracula karya Bram Stoker.

Dalam sastra modern, horor yang lebih intens dan berdarah yang disukai oleh penulis seperti Stephen King sebagian besar telah menggantikan genre ini. Fiksi gothic, bagaimanapun, terus memiliki pengikut setia, dan pengaruhnya dapat dicatat dalam sastra, film dan musik. Banyak film Alfred Hitchcock, serta buku dan cerita yang menjadi dasarnya, dapat dianggap Gotik. Penulis seperti William Faulkner, Harper Lee dan Tennessee Williams menerapkan gaya tersebut pada perlakuan mereka terhadap Amerika Selatan. Beberapa penulis kontemporer, termasuk Joyce Carol Oates dan Patrick McGrath, terus menulis dalam tradisi Gotik atau memperbaruinya untuk mengatasi masalah mereka sendiri.