Ada sejumlah jenis malaikat yang berbeda, terutama dalam mitologi Kristen, yang memiliki hierarki malaikat yang kompleks. Banyak orang percaya bahwa agama yang mencakup malaikat berutang kehadiran malaikat dalam iman mereka ke Zoroastrianisme, di mana tokoh malaikat dan setan yang kompleks dan beragam memainkan peran penting dalam keyakinan agama. Bagaimanapun, malaikat umumnya dipandang sebagai makhluk ilahi yang menikmati berkah Tuhan, bertindak sebagai perantara antara Tuhan dan manusia.
Keyakinan tentang malaikat secara mengejutkan konsisten di banyak budaya. Misalnya, mereka sering dikaitkan dengan api dan cahaya, menunjukkan murka Allah dan cahaya iman. Mereka sering digambarkan secara visual dengan sayap dan lingkaran cahaya, dan mereka umumnya diyakini cukup cantik, meskipun mereka seharusnya tidak terlihat oleh manusia. Banyak agama juga memasukkan konsep malaikat pelindung, yang menjaga orang dan membimbing mereka melalui hidup mereka.
Dalam agama Kristen, kahuna besar adalah serafim, kerubim, dan takhta, yang berinteraksi langsung dengan Tuhan. Serafim adalah makhluk cahaya yang berapi-api, sementara kerubim tidak terlihat seperti dewa asmara montok yang Anda lihat di kartu Valentine; melainkan mereka adalah makhluk menakutkan dengan banyak kepala yang menjaga bintang-bintang atas perintah Tuhan. Tahta, juga disebut roda atau ophanim, adalah roda api, ditutupi banyak mata.
Dalam “bidang kedua” malaikat Kristen, ada bermacam-macam malaikat yang bertindak hampir seperti administrator, termasuk kebajikan, kekuasaan, dan kerajaan. Di antara peringkat yang lebih rendah adalah kekuatan, malaikat agung, dan malaikat sederhana. Menurut kepercayaan Kristen, malaikat berinteraksi langsung dengan manusia, menjaga mereka dan membantu mereka pada saat dibutuhkan. Anda mungkin akrab dengan beberapa malaikat agung, utusan Tuhan, seperti Malaikat Jibril.
Dalam Islam, malaikat dikenal sebagai malaaikah, dan mereka tidak memiliki kehendak bebas, yang diciptakan secara tegas oleh Tuhan untuk menyembah dan memuliakan-Nya. Ini menciptakan dikotomi yang menarik, karena setan dalam mitologi Muslim memang memiliki kehendak bebas, yang memungkinkan mereka untuk menentang Tuhan dan terlibat dalam sejumlah kegiatan yang tidak disetujui.
Banyak agama lain memiliki beberapa kepercayaan tentang roh yang baik hati atau ramah, meskipun mereka mungkin tidak dikenal sebagai malaikat. Sama seperti ada ide universal untuk menjelaskan kejahatan dengan menggunakan setan, kepercayaan luas pada roh-roh ramah tampaknya menunjukkan keinginan untuk mengetahui bahwa ada sosok surgawi untuk menjaga kita di Bumi, bahkan jika kita tidak dapat berinteraksi dengan mereka secara langsung.