Seaborgium adalah unsur kimia logam dalam deret transaktinida dari tabel periodik unsur. Seperti elemen lain dalam seri ini, seaborgium adalah elemen yang sangat tidak stabil, dengan waktu paruh isotopnya diukur dalam hitungan detik. Ketidakstabilan ini membuat seaborgium tidak mungkin ditemukan di alam; itu harus disintesis di laboratorium oleh peneliti yang ingin mempelajarinya. Seperti elemen berat sintetis lainnya, seaborgium tidak memiliki kegunaan komersial karena sangat mahal untuk diproduksi dan berumur terlalu pendek untuk menjadi sangat produktif.
Unsur ini tampaknya berbagi sifat kimia dengan tungsten, menjelaskan alias eka-tungsten. Seperti transaktinida lainnya, seaborgium juga bersifat radioaktif, sehingga berpotensi berbahaya untuk digunakan. Itu diidentifikasi dengan simbol Sg pada tabel periodik unsur, dan memiliki nomor atom 106, menempatkannya di antara unsur-unsur transuranik. Unsur-unsur ini semua memiliki nomor atom lebih tinggi dari uranium, dan mereka berbagi sejumlah sifat kimia termasuk ketidakstabilan dan radioaktivitas.
Penghargaan untuk penemuan elemen ini umumnya diberikan kepada tim peneliti Universitas California, Berkeley yang dipimpin oleh Albert Ghiorso pada tahun 1974. Elemen tersebut juga disintesis dan diidentifikasi oleh peneliti Rusia di Dubna pada waktu yang hampir bersamaan. Seperti unsur-unsur lain yang ditemukan dan dikonfirmasi di beberapa tempat sekaligus, seaborgium menjadi penyebab kontroversi sampai International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) memberikan penghargaan kepada para peneliti Amerika.
Cerita di balik nama elemen ini sebenarnya cukup menarik. Para peneliti Amerika mengusulkan “seaborgium,” menghormati Glenn Seaborg, seorang peneliti terkemuka yang kebetulan menjadi bagian dari tim mereka. IUPAC mengambil pengecualian untuk ini, mencoba untuk mengatur bahwa unsur-unsur tidak dapat dinamai untuk orang yang hidup, dan mereka melembagakan “unnilhexium” sebagai nama pengganti sebelum mengusulkan “rutherfordium,” sebuah nama yang kemudian masuk ke elemen 104. Pada tahun 1997, IUPAC menyepakati “seaborgium” untuk nama elemen sambil menyelesaikan kontroversi atas nama elemen 104 hingga 108.
Untuk menghasilkan elemen ini, peneliti harus membombardir elemen lain dalam akselerator linier, biasanya menghasilkan volume seaborgium yang sangat kecil pada waktu tertentu. Dengan menggunakan peralatan ilmiah yang canggih, peneliti dapat mendaftarkan keberadaan seaborgium di laboratorium dan juga mempelajari beberapa hal tentangnya sebelum meluruh menjadi bentuk elemen yang lebih stabil.