Koefisien balistik proyektil adalah ukuran ketahanannya terhadap gaya hambat ketika ditembakkan di udara. Setiap peluru atau misil yang ditembakkan dari senjata akan menempuh jarak tertentu berdasarkan beberapa faktor. Massa proyektil, kemampuan bentuknya untuk mengatasi gaya hambat, yang disebut faktor bentuk, dan densitas udara adalah semua faktornya.
Memahami perilaku peluru yang ditembakkan adalah bagian penting dari desain senjata. Banyaknya serbuk yang digunakan dalam cartridge akan mempercepat peluru hingga kecepatan tertentu ketika meninggalkan laras. Pada titik ini, gravitasi dan tarikan bekerja sama untuk menarik peluru ke tanah dan memperlambatnya. Angin juga akan mempengaruhi jalur peluru, atau lintasan, dengan menggerakkannya ke arah yang berbeda saat peluru bergerak ke bawah jangkauan ke target.
Bentuk peluru, atau proyektil apa pun hingga rudal besar, dirancang untuk meminimalkan hambatan dengan memiliki bentuk yang aerodinamis, atau pengurang hambatan. Perhitungan balistik menggunakan nilai terukur yang disebut faktor bentuk untuk mewakili bentuk peluru. Perhitungan faktor bentuk menggunakan koefisien hambatan terukur dibagi dengan nilai untuk bentuk referensi industri standar.
Setelah menentukan faktor bentuk, koefisien balistik dapat ditentukan sebagai persamaan matematis. Massa peluru, faktor bentuknya dan diameter peluru digunakan dalam perhitungan. Koefisien balistik dapat sangat bervariasi di atas atau di bawah satu untuk desain peluru yang berbeda, tetapi koefisien satu diasumsikan untuk proyektil industri standar sebagai referensi. Banyak tes dilakukan dari tahun 1870-an hingga 1930-an untuk mengembangkan informasi balistik yang digunakan sebagai standar industri untuk pengujian proyektil.
Produsen peluru mempublikasikan data koefisien balistik untuk amunisi mereka. Banyak penembak dan pemburu olahraga menggunakan peluru dengan koefisien yang lebih tinggi, karena secara teori akan memberikan hasil yang lebih baik. Koefisien yang lebih tinggi biasanya akan menghasilkan peluru yang bergerak dengan lintasan datar, atau jalur di atas tanah, dan kurang sensitif terhadap efek angin dan udara.
Data koefisien yang dipublikasikan dapat digunakan untuk perbandingan, tetapi beberapa perbedaan dapat terjadi. Variasi dalam pembuatan proyektil dapat menyebabkan perbedaan massa atau bentuk peluru. Perbedaan ini dapat mengakibatkan kinerja aktual yang kurang dari data yang dipublikasikan. Meskipun perbedaan ini mungkin kecil, perbedaan ini dapat menjadi signifikan untuk penembak presisi atau pemotretan jarak yang lebih jauh.
Data koefisien balistik juga telah digunakan untuk pengembangan pesawat ruang angkasa sejak 1950-an. Perilaku kendaraan luar angkasa seperti kapsul akan bergantung pada koefisien yang sangat rendah, atau hambatan yang besar, yang memungkinkannya melambat di atmosfer sehingga mendarat dengan lembut. Di sisi lain, rudal balistik perlu melakukan perjalanan sangat cepat melalui atmosfer dengan sedikit efek dari cuaca atau hambatan udara, sehingga perlu memiliki koefisien yang sangat tinggi.