Mao Tse-tung, atau dieja Mao Zedung, lahir di Provinsi Hunan di Cina Selatan pada 26 Desember 1893. Ia dianggap sebagai salah satu komunis terkemuka abad terakhir. Teorinya tentang komunisme, peperangan dan revolusi sangat berpengaruh. Dia juga bertanggung jawab atas program revolusioner yang disebut Lompatan Jauh ke Depan yang menelan korban 20 hingga 30 juta orang.
Meskipun orang tua Mao adalah petani, mereka tidak miskin, dan dia menerima pendidikan yang baik. Sekitar usia 16 tahun, Mao mulai mengembangkan kesadaran politik. Dia bergabung dengan unit tentara lokal pada tahun 1911 dan menjadi bagian dari revolusi republik.
Pada tahun 1911, saat bekerja di Universitas Beijing, 3,000 mahasiswa mengadakan protes pemerintah di Lapangan Tiananmen. Mao segera mulai mengembangkan bentuk pemikiran Marxis-Leninis. Dia percaya bahwa dengan menggunakan potensi buruh tani, revolusi di Cina akan berhasil.
Pada 1920, Mao menjadi kepala sekolah dasar di Changsha. Upayanya untuk membawa pendidikan kepada rakyat ditekan. Dia segera membentuk kelompok komunis kecil.
Partai Komunis China mendapat dukungan dari Uni Soviet dan mengadakan pertemuan pertamanya pada tahun 1921, dengan Mao bertindak sebagai sekretaris rekaman. Dia segera diangkat menjadi sekretaris jenderal untuk Provinsi Hunan dan dengan cepat mulai mengorganisir serikat pekerja dan aksi pemogokan. Pada tahun 1927, Mao dikeluarkan dari partai setelah mengorganisir protes bencana di Hunan yang disebut Pemberontakan Panen. Dari tahun 1928 dan seterusnya, Mao mulai membentuk Tentara Merah. Pada tahun 1931, ia terpilih sebagai ketua Republik Soviet Tiongkok yang baru dibentuk.
Selama waktu ini, perang berkecamuk antara Tentara Merah dan oposisinya, Guomindang. Mao revolusioner dalam taktik perang gerilya. Pada tahun 1934, setelah upaya kelima Guomindang untuk mengepung kamp Mao, Jalan Panjang yang legendaris dimulai. Delapan puluh ribu komunis memulai perjalanan ke Yan’an, jarak 6,000 mil (9,656 km). Hanya 8,000 yang mencapai tujuan 12 bulan kemudian.
Setelah perang Tiongkok-Jepang kedua berakhir, pertempuran antara komunis dan oposisi mereka berlanjut. Akhirnya, Mao berhasil menjadi ketua Republik Rakyat Cina. Selama masa pemerintahannya, Mao memutuskan hubungan dengan bentuk tradisional Komunisme Soviet, yang menyebabkan Lompatan Jauh ke Depan yang membawa malapetaka. Mao digantikan sebagai pemimpin oleh Liu Shaoqi.
Mao sekali lagi memperjuangkan haknya untuk memimpin partai dengan menggunakan cita-cita Revolusi Kebudayaan. Dia berhasil menurunkan Liu dari kekuasaan dan dinobatkan sebagai panglima tertinggi bangsa dan tentara sampai kematiannya pada tahun 1976.