Etiket dan sopan santun keduanya penting untuk berfungsi dalam masyarakat. Sementara kedua konsep ini melibatkan aturan perilaku, keduanya sedikit berbeda, dan melibatkan berbagai jenis keterampilan. Mereka juga berbeda dari satu budaya ke budaya lain, karena standar perilaku sangat didasarkan pada tradisi dan warisan budaya. Perbedaan utama antara etiket dan tata krama adalah bahwa yang pertama mencakup aturan perilaku tertentu, sementara yang lain lebih umum.
Tata krama melibatkan pedoman perilaku umum, seperti memperlakukan orang tua dengan hormat dan sopan. Etiket adalah kode perilaku tertentu, dengan contoh etiket adalah pengetahuan tentang cara menyapa yang tepat untuk seorang ratu, yaitu, “Yang Mulia.” Di beberapa masyarakat, orang menganggap etiket sebagai elitis dan tidak perlu disempurnakan, tetapi sebenarnya tidak demikian. Banyak aturan etiket yang sudah dipraktikkan oleh orang-orang dengan tata krama yang baik, dan demonstrasi keakraban dengan tata krama yang baik akan menandai seseorang sebagai teman yang berbudaya dan sopan.
Orang biasanya diajarkan sopan santun sejak usia sangat muda, sehingga mereka tumbuh terbiasa dengan aturan dasar perilaku tentang perilaku yang tepat dalam situasi sosial. Anak-anak belajar, misalnya, bahwa tidak sopan untuk menatap, membuat komentar pribadi, atau melontarkan fitnah atas pemilihan makanan saat makan malam. Di masa kanak-kanak, orang biasanya menyerap pelajaran tentang bagaimana memperlakukan orang lain dan bagaimana berperilaku dalam berbagai situasi. Tata krama sering menjadi sifat kedua ketika diajarkan pada usia muda.
Untuk mempelajari etiket, orang harus mengambil pelajaran khusus, bukan belajar dengan memberi contoh atau melalui koreksi yang lembut. Daripada mempelajari aturan umum tentang bagaimana berperilaku saat makan malam, seseorang akan belajar secara khusus tentang peralatan makan mana yang harus digunakan kapan, bagaimana tabel prioritas bekerja, dan bagaimana membuang makanan yang tidak diinginkan dengan sopan. Pelatihan etiket juga melibatkan bagaimana menghadapi perkenalan, dan bagaimana berperilaku di berbagai lingkungan, dari pemakaman hingga pesta pemotretan.
Baik etiket maupun tata krama bergantung pada prinsip-prinsip dasar yang mencakup memperlakukan orang dengan hormat, peka terhadap situasi sosial, dan membuat orang lain merasa nyaman. Orang tidak bisa belajar etiket tanpa dididik dalam tata krama, yang meletakkan dasar yang mendasari aturan etiket. Pelatihan formal dalam etiket dapat diperoleh melalui sekolah akhir, di mana seorang instruktur membawa orang melalui aturan etiket, atau dengan membaca teks-teks yang berhubungan dengan etiket dan sopan santun dalam masyarakat tertentu.
Pengetahuan tentang etika dan sopan santun tidak pernah sia-sia. Seseorang dengan kesadaran sopan santun dan etiket formal akan diingat, dan ini mungkin menguntungkannya di masa depan. Pengusaha, misalnya, lebih mungkin terkesan dengan kandidat yang sopan dan akrab dengan bentuk etiket bisnis untuk membuka pekerjaan. Pelatihan etiket yang baik juga mempersiapkan seseorang untuk situasi apa pun, memungkinkan dia untuk menghadapi apa pun dengan penuh percaya diri.