Apa Efek Samping Ekstrak Capsicum?

Efek samping yang paling umum dari ekstrak capsicum termasuk gatal, terbakar, atau nyeri saat digunakan secara topikal pada kulit. Saat tertelan, ekstrak capsicum dapat mengiritasi perut atau menyebabkan hidung meler dan mata berair. Mengkonsumsi ekstrak dalam porsi besar dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan hati. Ekstrak capsicum bila digunakan sebagai semprotan merica menghasilkan peradangan dan pembengkakan pada mata, jaringan hidung, dan mulut.

Ekstrak capsicum, sering disebut capsicum oleoresin, berasal dari buah tanaman cabai, termasuk cabai rawit, cabai merah, dan cabai. Berbagai varietas tanaman ini mengandung berbagai jumlah capsicum, yang menentukan kepedasannya. Paprika, misalnya, mengandung lebih sedikit capsicum dibandingkan rempah-rempah lainnya. Paprika bisa dimakan utuh, digiling, dikeringkan, atau dalam saus pedas.

Penegakan hukum menggunakan semprotan merica yang mengandung capsicum sebagai senjata tidak mematikan untuk menaklukkan tersangka yang agresif. Ekstrak biasanya memicu rasa terbakar dan iritasi yang intens pada mata, hidung, dan mulut. Jaringan ini biasanya membengkak saat meradang, menyebabkan mata berair dan hidung meler. Tersedak, batuk, dan kesulitan bernapas merupakan efek samping lain yang mungkin terjadi.

Beberapa krim kulit mengandung ekstrak capsicum yang digunakan untuk mengobati radang sendi dan nyeri rematik. Plester dan tapal dari paprika telah digunakan selama berabad-abad untuk mengobati kondisi ini. Kulit mungkin terbakar atau gatal setelah mengoleskan produk capsicum oleoresin. Beberapa orang mengalami ruam dari zat tersebut. Jika digunakan di dekat hidung, mata, atau mulut, iritasi yang menyebabkan rasa sakit dapat terjadi.

Hidung meler, berkeringat, dan kulit memerah mungkin terjadi saat makan cabai atau produk yang dibuat darinya. Beberapa orang yang makan capsicum dalam jumlah besar mengembangkan bisul atau masalah usus lainnya dari produksi jus lambung yang meningkat. Bisul dan sirosis hati berkembang pada beberapa hewan yang diberi ekstrak capsicum dosis besar selama studi penelitian.

Ekstrak capsicum dipasarkan untuk berbagai kondisi lain, tetapi tidak cukup bukti yang menunjukkan keefektifannya untuk penyakit ini. Sebagai pengobatan alternatif, ekstraknya dapat mengobati kolesterol tinggi, gangguan peredaran darah, penyakit jantung, dan diabetes. Kadang-kadang digunakan untuk mengobati gejala flu, termasuk demam, kemacetan, dan mual.
Zat ini berinteraksi dengan kokain dan dapat meningkatkan risiko serangan jantung bila digunakan dengan obat tersebut. Mungkin juga berinteraksi dengan obat pengencer darah yang digunakan untuk mengatasi pembekuan yang berlebihan, termasuk aspirin. Ekstrak juga bisa mengganggu obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.