Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) adalah alat plastik berbentuk seperti T yang ditempatkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan selama lima sampai sepuluh tahun. Proses pemasangan IUD hanya memakan waktu beberapa menit dan menyebabkan sedikit komplikasi atau masalah bagi kebanyakan wanita. Seorang dokter dapat menempatkan IUD di dalam rahim wanita melalui tabung yang dimasukkan ke dalam vagina dan leher rahim wanita tersebut. Prosesnya hanya memakan waktu beberapa menit dan dapat dilakukan di ruang praktek dokter atau klinik keluarga berencana tanpa anestesi umum.
Dokter sering menyarankan wanita untuk mengonsumsi 600 hingga 800 mg ibuprofen sekitar satu jam sebelum pemasangan AKDR untuk membantu meminimalkan rasa sakit dan ketidaknyamanan selama dan setelah prosedur. Beberapa dokter melakukan tes dan pemeriksaan tertentu sebelum memasang IUD, seperti tes kehamilan atau pemeriksaan panggul manual untuk merasakan bintik-bintik lunak atau sakit di sekitar ovarium dan rahim. Meraba daerah panggul juga memungkinkan dokter untuk menemukan lokasi dan ukuran rahim untuk membantu penempatan IUD.
Dokter kemudian akan menyiapkan AKDR untuk penempatan dengan mengeluarkannya dari paket steril dan memasukkannya ke dalam tabung tipis dengan mekanisme slider untuk membantu penempatan. Spekulum digunakan untuk membuka saluran vagina pasien agar tetap terbuka selama prosedur pemasangan IUD. Beberapa dokter mengoleskan gel anestesi lokal ke leher rahim untuk mengurangi tekanan dan rasa sakit selama prosedur. Dokter kemudian menempelkan alat kecil yang disebut tenaculum ke serviks agar tetap stabil selama sisa prosedur, dan mengukur kedalaman rahim untuk menentukan seberapa jauh pemasangan IUD.
Saat IUD dipasang, senarnya akan menggantung. Dokter kemudian menggeser mekanisme pada tabung untuk mendorong IUD ke tempatnya sehingga dapat mengembang menjadi bentuk T. Kemudian tabung dikeluarkan dengan hati-hati dan tali di ujung IUD dibiarkan menggantung keluar dari leher rahim tetapi di dalam vagina. Tenakulum dan spekulum juga dilepas. Setelah prosedur, dokter akan menunjukkan kepada pasien cara memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya untuk merasakan benangnya untuk memastikan IUD tidak bergerak.
Beberapa wanita mengalami nyeri ringan atau ketidaknyamanan selama prosedur, tetapi sebagian besar tidak memiliki masalah yang parah. Beberapa pasien mengalami pusing, mual, atau kram selama atau setelah prosedur. Efek samping ini dapat berlanjut selama beberapa minggu pertama setelah pemasangan IUD, meskipun akan mereda seiring waktu. Pasien tidak boleh mencoba melepas IUD sendiri. Dokter dapat melepas alat tersebut jika pasien tidak ingin lagi menggunakan alat kontrasepsi, mengalami masalah dengan IUD, atau jika masa perlindungan IUD sudah berakhir.