Sakit kepala tegang, sering disebut sakit kepala stres, adalah salah satu jenis sakit kepala yang paling umum dialami. Meskipun umumnya tidak melemahkan seperti sakit kepala migrain, sakit kepala tegang dapat terjadi dengan frekuensi yang lebih tinggi dan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk kambuh, terutama ketika seseorang sedang stres. Kabar baik tentang sakit kepala tegang, bagaimanapun, adalah bahwa mereka umumnya dapat dengan mudah diobati melalui kombinasi pengurangan stres, obat-obatan, dan perubahan pola makan dan olahraga.
Rasa sakit dari sakit kepala tegang umumnya ringan sampai sedang. Penderita biasanya menggambarkan sakit kepala ini sebagai pita tekanan yang ketat yang membuatnya terasa seperti kepala di catok. Sakit kepala tegang biasanya mempengaruhi kedua sisi kepala dan dapat terkonsentrasi di dahi, pangkal kepala, atau pelipis. Beberapa pasien juga menderita gejala mirip migrain, termasuk mengalami kepekaan terhadap cahaya atau kebisingan, gangguan penglihatan, dan mual atau muntah. Sakit kepala tegang dapat berlangsung dari 30 menit hingga beberapa hari.
Meskipun dokter masih memperdebatkan penyebab sakit kepala tegang, sebagian besar setuju bahwa rasa sakit disebabkan oleh kontraksi otot di kepala, wajah, leher, atau bahu. Sakit kepala ini bisa dipicu oleh faktor psikologis seperti kecemasan, ketegangan emosi, atau depresi. Sakit kepala tegang mungkin juga memiliki pemicu fisiologis, seperti kelelahan, tidur di ruangan yang dingin, atau tidur dengan leher dalam posisi tidak normal. Setiap aktivitas yang menyebabkan kepala tertahan dalam satu posisi dalam waktu lama juga dapat menyebabkan sakit kepala tegang.
Karena stres adalah penyebab utama sakit kepala tegang, penderita harus mempertimbangkan mempelajari berbagai cara untuk menangani ketegangan. Biofeedback, yoga, meditasi, dan teknik relaksasi semuanya bisa sangat efektif dalam meredakan sakit kepala dan mengurangi frekuensi sakit kepala tegang. Akupunktur dan terapi pijat juga dapat membantu penderita sakit kepala mengobati rasa sakit dan mengelola stres. Jika sakit kepala tegang kronis adalah manifestasi dari depresi, kecemasan, atau permusuhan yang ditekan, sakit kepala dapat dikurangi dengan konseling psikologis.
Perubahan pola makan dan olahraga juga dapat membantu mengurangi risiko menderita sakit kepala tegang. Penelitian telah menemukan bahwa makanan tertentu seperti cokelat, keju, dan penguat rasa monosodium glutamat (MSG) dapat memicu sakit kepala tegang. Di sisi lain, mengikuti diet yang kaya buah dan sayuran, biji-bijian, dan memasukkan ikan dan kedelai untuk protein dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala karena stres. Mengambil dosis harian magnesium dan vitamin B kompleks yang direkomendasikan juga berpotensi membantu mereka yang mengalami sakit kepala tegang, seperti mendapatkan cukup tidur dan menghentikan kebiasaan merokok.
Meskipun saran di atas mungkin membantu dengan bantuan jangka panjang, penderita sakit kepala tegang juga membutuhkan penghilang rasa sakit segera. Obat-obatan yang dijual bebas seperti ibuprofen, asetaminofen, atau aspirin biasanya digunakan sebagai analgesik untuk perawatan sakit kepala tegang. Beberapa ahli medis menyarankan untuk menggabungkan obat bebas dengan kafein dan antihistamin. Kafein dapat membantu dengan menyempitkan aliran darah dan mengurangi pembengkakan. Antihistamin dapat melakukan hal yang sama, meskipun umumnya lebih efektif untuk mengatasi sakit kepala tegang yang disebabkan oleh alergi. Mandi air panas atau dingin dapat mengurangi rasa sakit untuk beberapa penderita, sementara yang lain bersumpah bahwa meletakkan kompres panas atau es di kepala mengurangi rasa sakit.