Seberapa Efektif Kopi sebagai Pencahar?

Kebanyakan orang tidak menggunakan kopi sebagai pencahar dalam kasus sembelit parah, tetapi ketika masalah pencernaan ringan, kopi bisa sangat efektif. Efektivitas tergantung pada orang tersebut, kesehatan fisiknya saat ini, dan kondisi yang mendasarinya. Bagi sebagian orang, kopi justru memiliki efek sebaliknya dan menyebabkan sembelit yang parah. Hal ini juga dapat menyebabkan dehidrasi. Oleh karena itu kopi memiliki beberapa efek pencahar, tetapi ketika pencahar yang dapat diandalkan diperlukan, biasanya bukan pilihan terbaik.

Alasan minuman ini bekerja sebagai pencahar adalah karena merangsang peristaltik, yang merupakan sebutan untuk kontraksi yang menggerakkan makanan melalui sistem pencernaan. Mempercepat proses ini dengan menggunakan kopi sebagai pencahar dapat menyebabkan buang air besar yang kendur, yang bisa membuat tidak nyaman. Potensi mengganggu proses pencernaan alami ini menunjukkan efektivitas kopi dalam mendorong buang air besar.

Adalah umum bagi orang untuk menemukan potensi kopi sebagai pencahar ketika meminum minuman ini dalam jangka waktu yang lama. Karena banyak orang minum kopi pada waktu yang sama setiap hari, kopi bisa sangat efektif dalam mengatur pergerakan usus seseorang. Penggunaan kopi sebagai pencahar biasanya tidak sekeras atau sekeras obat pencahar yang dibeli di apotek. Karena itu, beberapa orang tidak pernah menyadari sumber buang air besar yang teratur setelah mengonsumsi minuman ini saat sarapan.

Bagi orang dengan kondisi tertentu, kopi justru bisa menyebabkan sembelit. Salah satu cara kerjanya adalah dengan membuat seseorang mengalami dehidrasi, yang pada akhirnya menyebabkan sembelit. Tidak jarang orang mengalami sembelit karena alergi terhadap kopi itu sendiri, namun beberapa orang memang mengalami kondisi ini sebagai reaksi terhadap susu atau krimer yang diminum bersama kopi. Demikian juga, beberapa orang bereaksi buruk terhadap kafein dalam kopi tetapi menemukan bahwa kopi tanpa kafein tidak menyebabkan sembelit.

Penggunaan kopi sebagai pencahar sebenarnya tidak terlepas dari kandungan kafeinnya. Bahkan kopi tanpa kafein telah terbukti merangsang peristaltik dan bekerja secara efektif sebagai pencahar. Minum kopi tanpa kafein dapat membantu menghindari beberapa dehidrasi yang terkait dengan kopi sambil mempertahankan efek stimulasi, berpotensi memberikan pencahar yang lebih efektif bagi sebagian orang.

Semua penggunaan kopi di atas sebagai pencahar tergantung pada konsumsi oral kopi cair. Metode lain dalam mengonsumsi kopi, seperti melalui pembersihan usus besar, juga dianggap memiliki beberapa efek pencahar. Orang yang mempraktikkan pembersihan kopi mengklaim bahwa efek stimulasi yang sama terjadi ketika kopi diberikan secara rektal, tetapi hanya ada sedikit bukti medis yang mendukung hipotesis ini.