Apa Itu Hukum Membuang Sampah?

Sampah tidak hanya tidak sedap dipandang, tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan dan lingkungan yang serius. Banyak produk sehari-hari yang dibuang sebagai sampah membutuhkan waktu bertahun-tahun, atau bahkan puluhan tahun, untuk terurai. Selain itu, banyak dari apa yang orang buang sebagai “sampah” pada akhirnya dapat menemukan jalan kembali ke populasi dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Sebagai tanggapan terhadap masalah membuang sampah sembarangan, banyak yurisdiksi di seluruh dunia telah memberlakukan undang-undang membuang sampah sembarangan. Baik sanksi perdata maupun pidana dapat dikenakan bagi pelanggar hukum membuang sampah sembarangan.

Sampah bisa berupa apa saja, mulai dari bungkus permen yang dibuang sembarangan ke luar jendela mobil hingga bahan kimia berbahaya yang dibuang ke lahan publik atau pribadi. Masalah yang terkait dengan sampah bisa mahal dan berpotensi berbahaya. Sepanjang sejarah, sampah telah bertanggung jawab untuk menyebabkan, atau berkontribusi pada, banyak epidemi, termasuk wabah pes yang menewaskan jutaan orang selama abad ke-14 di Eropa. Hewan pengerat yang membawa kutu yang terinfeksi wabah tertarik pada makanan yang dibuang sebagai sampah di sepanjang jalan-jalan kota, yang berkontribusi pada penyebaran wabah. Di dunia modern, kekhawatiran yang sama masih ada, serta masalah lainnya, seperti bahan kimia yang dibuang sembarangan sebagai sampah yang dapat masuk ke persediaan air manusia.

Sebagian besar yurisdiksi di seluruh dunia telah memberlakukan beberapa bentuk undang-undang membuang sampah sembarangan dalam upaya untuk memerangi masalah yang terkait dengan membuang sampah sembarangan. Di beberapa negara, seperti Singapura, denda karena membuang sampah sembarangan bisa sangat mahal, yang menyebabkan reputasi Singapura sebagai salah satu daerah terbersih di dunia. Di negara lain, seperti Amerika Serikat dan Australia, masing-masing negara bagian atau teritori bertanggung jawab atas undang-undang membuang sampah sembarangan di dalam yurisdiksi mereka sendiri.

Undang-undang yang mengatur tentang membuang sampah atau sampah pada umumnya bersifat perdata, artinya pelanggar akan dikenakan denda atas pelanggaran hukum tersebut. Jumlah denda dapat sangat bervariasi tergantung pada yurisdiksi, serta jumlah sampah, atau di mana pelanggar membuang sampah sembarangan. Membuang sampah sembarangan di properti pribadi juga dapat dianggap pelanggaran, yang dapat menyebabkan tuntutan pidana bagi pelaku di beberapa yurisdiksi.

Litter tidak terbatas pada sampah atau sampah. Seseorang juga dapat dikenai tuduhan membuang sampah sembarangan dalam skala yang jauh lebih besar, seperti ketika kontraktor membuang bahan bangunan di area yang tidak dimaksudkan untuk dibuang. Di banyak yurisdiksi, undang-undang khusus menentukan di mana bahan tertentu dapat dibuang. Misalnya, asbes, cairan tubuh, dan bahan kimia, bersama dengan bahan yang berpotensi berbahaya lainnya, hanya boleh dibuang di area tertentu untuk alasan keamanan publik. Pelanggar undang-undang membuang sampah sembarangan yang berhubungan dengan pembuangan bahan berbahaya kemungkinan akan menghadapi tuntutan pidana yang serius.