Kolektivisme menggambarkan pandangan atau filosofi apa pun yang menekankan interaktivitas di antara orang-orang. Ini sering dianggap kebalikan dari individualisme, meskipun keduanya bisa menjadi penting dalam satu pandangan. Dalam filosofi kolektif, kelompok atau masyarakat dipandang lebih diutamakan daripada individu.
Ada dua tipe dasar kolektivisme: horizontal dan vertikal. Pada tipe horizontal, anggota kolektif dianggap sederajat mungkin, berbagi sumber daya dan tanggung jawab. Variasi vertikal mencakup hierarki sosial yang harus dipertahankan oleh anggota masyarakat, dan orang-orang tunduk kepada mereka yang berada di atas mereka dalam hierarki tersebut.
Kolektivisme mungkin paling dikenal sebagai salah satu filosofi di balik sosialisme. Masyarakat komunis dan fasis telah digambarkan sebagai kolektivis, atau lebih khusus sebagai bentuk vertikal. Pemikiran politik kolektivis awal, yang dicontohkan oleh Kontrak Sosial tahun 1762 karya Jean-Jacques Rousseau, lebih bersifat horizontal atau demokratis. Karya Rousseau akhirnya mengilhami komunisme dan demokrasi.
Sementara tulisan-tulisan Rousseau dan Marx, bersama dengan sebagian besar komunitas sosialis dan demokratik dalam praktiknya, bergantung pada pemerintah untuk mewakili kehendak rakyat, ini bukanlah komponen penting dari sistem kolektivis. Misalnya, anarkisme kolektivis tidak meminta kepemilikan properti pemerintah atau swasta, melainkan komune kecil yang memiliki properti bersama. Komunitas kolektivis horizontal kecil juga mungkin tidak memiliki pemimpin atau otoritas terpusat. Contoh komunitas semacam itu adalah kibbutzim Israel, komunitas pertanian kecil di mana orang-orang secara sukarela berbagi semua tenaga dan harta benda.
Kritik terhadap filosofi ini sering kali mengambil garis bahwa itu mengorbankan individu. Pemikiran kolektivis dapat mempromosikan identitas kelompok tertentu hingga mencekik keragaman. Ini juga membawa bahaya statisme ekstrem, di mana pemerintah atau entitas politik mengendalikan setiap aspek ekonomi dan masyarakat, dan di mana rakyat ada untuk melayani pemerintah daripada sebaliknya. Stalinisme dan fasisme adalah dua contoh paling terkenal dari bentuk ekstrem semacam itu.
Sebagian besar sistem politik dan sosial, baik dalam teori maupun praktik, mengandung perpaduan kolektivisme dan individualisme. Misalnya, di Amerika Serikat saat ini, individu dapat memiliki properti, tetapi pemerintah lokal, negara bagian, dan federal mendanai beberapa program sosial publik. Kebanyakan pemikir setuju bahwa baik individu maupun komunitas adalah penting bagi masyarakat. Ketidaksepakatan berasal dari sifat dan tingkat kepentingan yang ditunjuk untuk masing-masing.