Konvensi genre adalah semua elemen kecil, dari karakter pola dasar hingga titik plot berulang, yang memisahkan satu genre fiksi dari yang lain. Sebagian besar genre memiliki serangkaian elemen yang sangat khusus yang diharapkan pembaca atau penonton bioskop, dan seniman sering kali mencoba memastikan karya mereka menyertakan cukup elemen ini untuk membuat penonton senang. Konvensi genre cenderung berkembang dari waktu ke waktu sebagai seniman bekerja untuk keluar dari cetakan khas dan membuat konten baru yang segar. Kadang-kadang orang akhirnya bosan dengan konvensi genre tertentu, di mana konvensi ini bahkan mungkin dicap sebagai klise.
Pada dasarnya, konvensi genre adalah aspek yang menentukan genre atau sub-genre apa pun. Ada banyak konvensi ini untuk setiap genre, dan karya apa pun tidak harus menyertakan lebih dari segelintir; jika tidak ada sama sekali, karya tersebut mungkin pada akhirnya tidak termasuk dalam genre yang dimaksud. Misalnya, film horor tanpa beberapa elemen yang dapat dikenali — hal-hal seperti monster, latar menyeramkan, isolasi, atau kegelapan — tidak akan dianggap sebagai film “horor” lagi oleh sebagian besar penggemar dan kritikus.
Dalam banyak kasus, konvensi genre dimulai melalui pengulangan. Seorang penulis, pembuat film, atau penulis naskah akan membuat karya terkenal yang disukai publik, dan seniman lain akan mencoba membuat sesuatu yang serupa. Seiring waktu, semua seniman yang meminjam dari penulis asli akan menggunakan elemen tertentu lagi dan lagi, sampai pada titik di mana mereka menyebar ke seluruh genre dan menjadi konvensi. Misalnya, novel Bram Stoker “Dracula” menciptakan sejumlah konvensi genre tentang bagaimana fiksi vampir harus bekerja, dan banyak di antaranya bertahan hingga hari ini dalam karya-karya seperti “Wawancara dengan Vampir” oleh Anne Rice dan “Salem’s Lot” oleh Stephen Raja. Konvensi ini juga berlanjut ke banyak film vampir terkenal selama bertahun-tahun, dan pada titik ini, hampir semua cerita vampir akan menyertakan setidaknya beberapa ide yang kembali ke novel asli Stoker.
Konvensi genre juga cenderung berkembang seiring waktu. Ketika seniman baru memberikan kontribusi mereka pada genre tersebut, mereka akan sering bereksperimen dengan hal-hal baru, dan karya mereka yang lebih populer akan mengarah pada penciptaan konvensi baru. Terkadang sebuah karya akan dibuat yang secara drastis mengubah genre dalam satu gerakan dengan membawa banyak elemen baru. Misalnya, karakter Conan dari pengarang fantasi Robert E. Howard bukanlah pahlawan fantasi pertama yang pernah dibuat, dan fiksi fantasi sudah populer ketika cerita Conan ditulis, tetapi popularitas dan kesuksesan karakter tersebut berdampak besar pada genre tersebut. Trilogi “Lord of the Rings” Tolkien memiliki dampak serupa pada genre fantasi di kemudian hari, dan baru-baru ini, karya penulis seperti George RR Martin mungkin memiliki potensi untuk mengubah genre dengan membawa gaya dan fokus baru.