Pola dasar ibu pada dasarnya adalah versi ideal dari seorang ibu yang, dalam banyak kasus, dimaksudkan untuk lebih atau kurang universal. Arketipe umumnya berfungsi sebagai komposit atau templat standar tentang peran atau identitas tertentu atau, sebaliknya, seharusnya. Ketika berbicara tentang ibu, mereka biasanya dibagi menjadi beberapa kategori, masing-masing dengan atribut yang ditingkatkan atau ditingkatkan. Pengasuh pola dasar, misalnya, mungkin menampilkan semua elemen terbaik dari kepedulian dan tidak mementingkan diri sendiri, sedangkan penggambaran seorang ibu yang meninggalkan anaknya mungkin akan memiliki kekurangan dan kerumitan yang berlebihan. Ibu arketipikal biasanya digunakan sebagai elemen dramatis dalam mendongeng, mitologi, dan lore, dan juga memiliki peran penting dalam psikologi. Psikolog Carl Jung dan Sigmund Freud khususnya telah banyak menulis tentang bagaimana manusia menciptakan pola dasar keibuan mereka sendiri, dan apa artinya bagi perkembangan manusia dan masyarakat secara keseluruhan.
Memahami Arketipe Secara Umum
Secara garis besar, arketipe adalah model representatif atau contoh universal dari sesuatu. Mereka sering dilihat sebagai elemen dari ketidaksadaran kolektif. Ini berarti mereka sering menjadi simbol kebutuhan spiritual samar-samar yang diproyeksikan ke orang lain untuk membantu individu memahami dunia di mana mereka tinggal. Ini menciptakan karakter yang mirip dengan epitom dan stereotip. Masing-masing diberikan karakteristik yang memenuhi kebutuhan tersebut, bahkan jika orang yang sebenarnya sangat berbeda.
Karakteristik yang Konsisten
Arketipe ibu adalah versi ideal dari ibu, yang berarti bahwa biasanya mewakili apa yang diinginkan manusia dalam diri seorang ibu seperti halnya arketipe lain yang mewakili nilai-nilai seperti pahlawan atau penjahat. Ada banyak elemen yang mewakili berbagai aspek menjadi seorang ibu, tetapi beberapa karakteristik kurang lebih konsisten. Dalam kebanyakan kasus, sosok-sosok ini terlihat gigih, keras kepala, perhatian, dan sabar. Hampir selalu ada ikatan yang kuat antara ibu dan anak.
Perspektif Jungian
Psikolog Carl Jung menghabiskan banyak waktu untuk mempertimbangkan sosok ibu dan apa yang dia wakili untuk anak-anak yang sedang tumbuh. Dia percaya bahwa arketipe ibu ada dalam diri anak sejak bayi. Menurut teorinya, bayi memproyeksikan cita-cita keibuan mereka sendiri kepada orang yang mereka rasa adalah pengasuh utama mereka. Seorang pengganti, seperti pengasuh, nenek, atau pekerja penitipan anak, dapat diilhami dengan nilai-nilai yang sama seperti ibu yang sebenarnya di mata anak jika orang itu yang melakukan sebagian besar pengasuhan.
Arketipe Menurut Freud
Sigmund Freud memiliki pendekatan yang sedikit berbeda. Dia berteori bahwa pola dasar berkembang berlapis-lapis dari waktu ke waktu, yang oleh beberapa orang disamakan dengan pembuatan pizza. Mengikuti analogi ini, anak pertama kali merasa lapar dan menginginkan makanan. Kemudian anak menyadari bahwa dia memiliki keinginan untuk jenis makanan tertentu, dalam contoh ini pizza. Ini kemudian berkembang menjadi kebutuhan yang lebih khusus seperti pizza dengan salami, keju, bacon, dan berbagai topping lainnya. Dengan ibu, ini berarti kebutuhan umum akan pengasuh yang berkembang menjadi kebutuhan akan kualitas ibu khusus yang unik untuk situasi anak.
Ibu Sepanjang Mitologi dan Lore
Dalam mitologi, ibu arketipikal sering dikaitkan dengan gagasan Bunda Agung. Ini termasuk dewa Ibu Agung seperti Gaia dan Ibu Pertiwi. Dalam pola dasar ini, ibu tidak hanya mengasuh anak, tetapi semua ciptaan atau elemen alam tertentu. Perawatan semacam ini selalu diberikan kepada dewa wanita. Dalam banyak agama politeistik, ibu membentuk tiga serangkai bersama dengan arketipe gadis dan nenek moyang sebagai tiga tahap kewanitaan.
Dongeng Cinderella yang akrab mewakili dua pola dasar ibu, ibu tiri yang jahat dan ibu baptis peri. Ibu tiri yang jahat mewakili seorang wanita yang bukan ibu yang sah, tetapi juga bukan pengasuh anak. Ini adalah proyeksi pengabaian dan kehilangan ibu sejati pada anak. Ibu peri, sebaliknya, adalah proyeksi sosok yang lebih jinak dan peduli.