Dua produsen etanol teratas di dunia adalah Amerika Serikat dan Brasil, meskipun Kanada, Cina, Thailand, Kolombia, India, dan Australia semuanya mulai mengejar. Secara sederhana, bahan bakar ethanol merupakan jenis bahan bakar terbarukan yang sering digunakan sebagai alternatif pengganti bensin.
Sebagian besar bahan bakar bio-etanol berasal dari sumber alami seperti tebu dan jagung. Tanaman lain yang dapat digunakan untuk membuat etanol termasuk bit gula, switchgrass, barley, rami, kentang, ubi jalar, bunga matahari, buah, dan banyak lainnya. Pada dasarnya, setiap tanaman yang melalui proses fotosintesis dapat diubah menjadi beberapa bentuk etanol. Selain itu, sejumlah kecil etanol berasal dari minyak bumi.
Bahan bakar etanol melewati proses yang sama dengan alkohol tingkat manusia. Untuk menghasilkan etanol, tanaman harus terlebih dahulu difermentasi. Selama tahap fermentasi, gula dan pati dalam tanaman ditarik keluar. Setelah fermentasi, distilasi digunakan untuk menghilangkan semua air dari tanaman; untuk membuat bahan bakar, hampir semua jejak air harus dihilangkan. Terakhir, setiap tanaman harus dikeringkan dengan benar untuk menghilangkan sisa air terakhir. Hanya pada titik ini tanaman dapat diubah dengan benar menjadi bahan bakar etanol.
Negara-negara yang tidak dianggap sebagai produsen etanol teratas umumnya tidak mampu menanam tanaman yang dapat diubah menjadi bahan bakar etanol. Sebagian besar tanaman yang dapat diubah menjadi etanol cenderung tumbuh di iklim yang lebih hangat. Dengan demikian, produsen utama etanol adalah negara-negara yang memiliki cuaca produksi tanaman yang ideal.
Bahan bakar etanol sebagian besar digunakan untuk menggerakkan mobil, meskipun juga dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk peralatan pertanian dan pesawat terbang. Salah satu kelemahan utama menggunakan bahan bakar etanol adalah bahwa mobil yang menggunakan etanol mungkin tidak dapat dihidupkan dengan benar selama bulan-bulan musim dingin. Seringkali, tekanan uap yang cukup tidak mungkin terjadi untuk menyalakan mesin saat cuaca dingin. Selain kelemahan ini, bahan bakar etanol dapat menjadi alternatif yang baik untuk bensin.
Dari semua produsen etanol yang disebutkan di atas, Brasil memiliki salah satu program bio-etanol terbesar. Karena petani Brasil menghasilkan tebu dalam jumlah besar, tanaman ini ideal untuk konversi bensin etanol. Faktanya, Brasil dianggap sebagai satu-satunya negara di dunia yang memiliki lingkungan bahan bakar nabati yang berkelanjutan.
Tidak seperti kebanyakan negara lain di dunia, Brasil tidak perlu lagi bergantung pada impor bensin. Sebaliknya, sebagai salah satu produsen etanol top dunia, Brasil telah menemukan cara untuk menggunakan tanaman lokal sebagai sumber bahan bakar. Selain Brasil, Amerika Serikat juga mencapai tujuan bahan bakar nabati yang berkelanjutan, meskipun negara ini juga tetap menjadi salah satu pengguna minyak bumi terbesar di dunia.