Pohon sakura Jepang adalah salah satu simbol Jepang yang paling dikenal. Ada banyak varietas pohon sakura, dan bunganya berkisar dari putih hingga merah muda tua, tergantung pada varietasnya. Pohon sakura Jepang menonjol secara signifikan dalam budaya Jepang, termasuk dalam festival, makanan, dan seni Jepang. Sebagian besar pohon sakura adalah tanaman hias daripada buah yang dapat dimakan, dan pemandangan indah dari mekarnya mereka di musim semi menarik banyak pengunjung setiap tahun.
Ada banyak varietas pohon ceri Jepang, masing-masing dengan area tumbuh yang disukai, pola tumbuh, daun, bunga, dan buahnya. Pohon sakura Jepang termasuk dalam genus Prunus, di mana banyak pohon buah batu lainnya seperti plum dan persik juga termasuk. Gugur di alam, mereka kehilangan daunnya setiap tahun, selama musim dingin, dan kelimpahan bunga mereka mengumumkan kedatangan musim semi.
Keindahan pohon telah membuatnya tumbuh di banyak bagian dunia lainnya, bahkan di daerah yang beriklim lebih sejuk dan sedang. Mereka tidak tumbuh dengan baik di daerah yang panas atau lembab dan membutuhkan tanah yang dalam dan dikeringkan dengan baik untuk bertahan hidup. Varietas yang berbeda memerlukan kondisi yang sedikit berbeda untuk berkembang, dan varietas yang dipilih untuk ditanam di suatu daerah harus didasarkan pada faktor-faktor ini.
Ceri yang dapat dimakan ditemukan pada sejumlah kecil varietas pohon sakura Jepang, terutama cherry liar, atau Prunus avium. Daun dan bunga sakura hias juga bisa dimakan, terutama diasamkan atau diasinkan, dan digunakan untuk hiasan. Namun, perlu diperhatikan untuk tidak memakan daun dalam jumlah besar, karena mengandung konstituen antikoagulan.
Pohon sakura telah ada di Jepang selama ribuan tahun, yang paling populer adalah Somei Yoshino, atau Prunus x yedoensis. Itu juga disebut ceri Yoshino, dinamai dari kota Yoshino, tempat pertama kali tumbuh. Ini adalah pohon yang relatif kecil dan memiliki bunga yang sangat cantik, mulai dari putih hingga merah muda, dengan aroma yang lembut. Bunganya tersusun dalam kelompok lima atau enam dan keluar sebelum daun tumbuh di musim semi.
Budaya Jepang menganut simbolisme, dan pohon sakura Jepang serta bunganya ditampilkan di banyak sektor. Karena sifat mekar yang cepat berlalu, mereka sering digunakan sebagai simbol kematian. Keindahan bunga dan mekarnya musim semi juga melambangkan cinta dan keberuntungan. Bunga sakura dapat ditemukan pada beberapa koin, dalam seni dan puisi Jepang, pada kain tradisional yang digunakan untuk membuat kimono dan dalam film Jepang. Festival bunga sakura tahunan diadakan setiap tahun, merayakan datangnya musim semi.