Apa itu Populisme?

Populisme adalah filosofi politik yang berfokus pada membela hak dan posisi rakyat jelata yang bertentangan dengan elit dan pemerintah. Beberapa gerakan politik di seluruh dunia telah mempromosikan cita-cita populis. Ketika digunakan untuk menggambarkan retorika politik, individu atau partai politik, istilah tersebut sering membawa konotasi yang merendahkan, dan “populisme” telah menjadi kata yang sarat muatan bagi banyak orang.

Untuk Orang Biasa
Cita-cita utama di balik populisme adalah bahwa orang biasa harus memiliki kesempatan dalam masyarakat dan peran aktif dalam pemerintahan. Gerakan populis umumnya membagi masyarakat menjadi “rakyat” dan “elit”, dengan individu yang memiliki kekuatan terbatas dianggap sebagai rakyat dan individu yang memiliki pengaruh dianggap sebagai elit. Elit biasanya kaya dan sering menggunakan kekayaan mereka untuk mempengaruhi sistem politik sambil mengumpulkan lebih banyak kekayaan. Kaum populis biasanya merasa bahwa pemerintah melindungi kepentingan elit, bukan kebutuhan rakyat jelata, dan mereka ingin itu berubah.

Dalam Mendukung Demokrasi
Orang-orang yang menganut populisme umumnya mendukung sistem demokrasi dan percaya bahwa demokrasi adalah cara terbaik bagi rakyat untuk berperan dalam pemerintahan. Meskipun mereka mempromosikan kesejahteraan orang biasa, populis cenderung menghindar dari sosialisme dan liberalisme ekstrem. Politisi dari berbagai partai politik atau sudut pandang dapat terlibat dalam populisme, dan politisi mungkin saling menuduh memperdaya atau mempermainkan populisme dalam upaya untuk mendapatkan dukungan dan suara.

Untuk Kebaikan Terbesar
Gerakan-gerakan politik semacam ini dirancang untuk mendorong pemerintah dan masyarakat pada umumnya bekerja untuk memberikan kebaikan terbesar bagi sejumlah besar orang. Ini dapat dicapai melalui kebijakan dan undang-undang yang mendukung rakyat biasa. Gerakan populis, bagaimanapun, sering menolak saran kebijakan seperti mandat upah layak, bantuan publik dan perawatan kesehatan yang disponsori pemerintah, meskipun kebijakan ini sering dirancang untuk membantu anggota masyarakat yang paling membutuhkan.

Penggunaan Negatif
Beberapa orang suka menggunakan istilah “populis” dan “populisme” dalam menggambarkan kemarahan publik atas peristiwa politik. Orang mungkin dikatakan “meledak dalam kemarahan populis” ketika mereka mengajukan keluhan tentang penyalahgunaan kekuasaan yang mencolok di kalangan elit atau ketika ada reaksi balik terhadap pemerintah yang mendorong undang-undang yang tidak banyak memberi manfaat bagi kelas bawah dan menengah. Dalam pengertian ini, istilah-istilah ini mungkin bersifat merendahkan dan sering digunakan untuk menunjukkan bahwa publik terlalu bodoh atau picik untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.