Meditasi Zazen adalah praktik yang dilakukan oleh umat Buddha Zen dengan tujuan menenangkan tubuh dan pikiran untuk mendekati satori, atau pencerahan. Ini adalah bagian integral dari praktik Zen Buddhisme. Zazen dilakukan dengan duduk diam dengan mata setengah tertutup dan bernapas dalam-dalam. Ada beberapa postur tradisional berbeda yang dapat diasumsikan untuk meditasi Zazen, dan mereka yang baru berlatih dapat menumbuhkan ketenangan melalui latihan konsentrasi.
Zazen dilakukan dalam kelompok di pusat meditasi yang disebut zendo. Latihan meditasi dipimpin oleh seorang instruktur atau guru, dan sering diselingi dengan meditasi jalan. Orang yang lebih maju dalam praktik Buddhisme Zen dapat mempraktikkan meditasi Zazen sendiri.
Saat berlatih meditasi Zazen, orang-orang duduk dengan tangan dan kaki terlipat dan tulang belakang tegak, dengan mata tidak sepenuhnya terbuka atau tertutup sepenuhnya, dan bernapas sepenuhnya ke tengah perut. Praktisi biasanya duduk di atas bantal atau tikar, tetapi kursi juga dapat digunakan. Postur tradisional untuk melakukan meditasi Zazen termasuk berlutut, duduk bersila, posisi lotus, dan posisi setengah lotus.
Dalam posisi lotus, kaki disilangkan di depan, dan masing-masing kaki diletakkan di atas paha yang berlawanan, dengan bagian bawah kaki menghadap ke langit-langit. Dalam setengah teratai, hanya satu kaki yang diletakkan di atas paha yang berlawanan. Posisi setengah lotus direkomendasikan bagi mereka yang tidak memiliki fleksibilitas untuk mengeksekusi lotus penuh dengan nyaman. Saat melakukan Zazen, kedua tangan dilipat di atas perut dalam mudra sederhana, gerakan simbolis spiritual.
Tujuan meditasi Zazen adalah untuk benar-benar menenangkan dan menenangkan pikiran dan tubuh untuk memungkinkan wawasan berkembang. Bagi beberapa Buddhis Zen, meditasi Zazen hanyalah duduk diam dalam kesadaran akan masa kini, suatu keadaan yang disebut shikantaza. Yang lain menggunakan metode untuk mengembangkan ketenangan, termasuk konsentrasi dan praktik yang disebut koan. Beberapa praktisi menggunakan metode ini sebagai cara untuk berkembang menuju kemampuan melakukan shikantaza.
Koan adalah praktik merenungkan pertanyaan atau cerita pendek yang tidak dapat dipahami melalui pemikiran rasional, seperti yang terkenal “Apa suara tepukan satu tangan?” Seorang praktisi Zazen berfokus pada satu koan untuk seluruh meditasi. Koan dimaksudkan untuk menginspirasi intuisi dan pemahaman di luar proses intelektual.