Apa Hubungan Antara TMJ dan Tinnitus?

Gangguan sendi temporomandibular (TMJ) umumnya dikaitkan dengan perkembangan tinnitus. Meskipun jarang, individu dengan TMJ kadang-kadang akan mengalami dering konstan di telinga mereka, atau tinnitus, karena otot tensor yang terlalu terstimulasi mempengaruhi telinga bagian dalam. Pengobatan untuk TMJ dan tinnitus umumnya tergantung pada pengurangan gejala TMJ. Namun, untuk sementara, gejala tinnitus dapat dikelola dengan penggunaan obat-obatan dan teknik penekanan kebisingan.

Individu umumnya mengembangkan TMJ dan tinnitus ketika sendi temporomandibular mereka menjadi rusak karena cedera atau penyakit. Tidak jarang individu dengan kondisi sistemik, seperti rheumatoid arthritis, mengalami gejala TMJ sebagai akibat dari degenerasi sendi. Terlepas dari penyebabnya, kerusakan sendi yang terkait dengan TMJ dapat menyebabkan otot yang terkena bekerja lembur, menciptakan sensitivitas dan nyeri di telinga bagian dalam, terutama tuba Eustachius. Stimulasi berlebihan yang terus-menerus pada otot yang terkena dapat menyebabkan dering terus-menerus atau suara bernada tinggi.

Diagnosis TMJ umumnya dikonfirmasi dengan pemberian tes pencitraan, seperti computerized tomography (CT) scan dan X-ray, untuk mengevaluasi tingkat kerusakan sendi. Mereka yang mengalami gejala tinnitus dapat menjalani tes tambahan, termasuk tes pendengaran, untuk menentukan tingkat keparahan kondisi mereka. Dalam beberapa kasus, penilaian gigi juga dapat dilakukan jika individu tersebut mengalami masalah gigi yang mungkin disebabkan oleh atau menyebabkan gejala TMJ dan tinnitusnya, seperti gigi palsu yang tidak pas atau penggilingan gigi.

Individu dengan TMJ biasanya akan mengalami ketidaknyamanan wajah, gangguan kemampuan untuk menggigit dan mengunyah, dan sakit kepala. Selain suara kisi-kisi atau klik yang sering menyertai gangguan sendi temporomandibular, individu dengan gejala TMJ dan tinnitus akan mengalami suara mendesis, mendengung, atau dering terus-menerus di telinga yang terkena. Beberapa individu dengan TMJ dan tinnitus mungkin mengalami ketidaknyamanan di daerah kepala dan leher, serta episode vertigo dan ketidaknyamanan telinga.

Ketika TMJ adalah penyebab yang mendasari gejala tinnitus, dan kondisinya sedang hingga parah, berbagai pendekatan pengobatan dapat digunakan. Beberapa individu mungkin menjalani operasi korektif untuk memperbaiki atau memulihkan sendi temporomandibular sehingga dapat berfungsi secara normal. Kekuatan resep obat kortikosteroid dan analgesik juga dapat meredakan peradangan dan ketidaknyamanan. Berbagai pendekatan dapat digunakan untuk mengurangi gejala tinnitus, termasuk penggunaan mesin white noise dan obat antidepresan. Beberapa individu mungkin juga merasa lega dengan penggunaan perangkat penutup yang memancarkan nada tingkat rendah yang membantu mengekang gejala pendengaran.