Apa itu Serangan Iskemik Transien?

Serangan iskemik transien (TIA) adalah episode singkat di mana ada gangguan sementara aliran darah di pembuluh darah di otak. TIA sering disebut stroke ringan, karena gejalanya mirip dengan pasien yang menderita stroke. Episode TIA berfungsi sebagai indikator bahwa pasien berisiko terkena stroke yang lebih serius. Siapapun dengan gejala serangan iskemik transien harus segera mencari perhatian medis.

Jika dianggap sebagai peringatan, serangan iskemik transien harus mendorong pasien untuk membuat perubahan gaya hidup yang dapat mencegah stroke yang melumpuhkan. Gejala yang diderita selama TIA dapat berlangsung dari lima menit hingga 24 jam, tetapi paling sering berlangsung sekitar satu jam. Karena episode ini berumur pendek, pasien tidak mengalami kerusakan otak permanen dan semua gejala akan hilang.

Gejala serangan iskemik transien dapat muncul tiba-tiba dan mungkin termasuk mati rasa dan kesemutan di sisi kiri atau kanan tubuh, serta kelemahan otot dan pusing. Pasien juga mungkin mengalami kehilangan penglihatan secara tiba-tiba atau mengalami kesulitan berkomunikasi. Gejala ini bervariasi dan tergantung pada lokasi pembuluh darah di otak yang tersumbat.

Darah bersirkulasi ke otak melalui arteri karotis kiri dan kanan, serta arteri vertebralis. Pada pasien yang menderita penyakit aterosklerosis, arteri karotis rentan terhadap penumpukan plak di sepanjang dinding bagian dalam. Plak dapat menyebabkan pembukaan arteri menjadi sempit. Jika potongan plak lepas dan pindah ke otak, pasien bisa mengalami serangan iskemik sementara.

Pasien dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi dapat mengembangkan bekuan darah di dalam jantung yang kemudian dapat melakukan perjalanan ke otak dan menyebabkan TIA. Karena TIA bersifat sementara, bekuan darah dapat larut dengan cepat atau mengalir melalui pembuluh darah untuk memungkinkan aliran darah dikembalikan ke otak. Adalah penting bahwa dokter menentukan penyebab yang mendasari serangan iskemik transien dan mengembangkan rencana perawatan.

Diagnosis biasanya dibuat dengan mengambil riwayat pasien lengkap dan deskripsi gejala. Pemindaian computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) akan memberi dokter gambaran lengkap tentang otak. Ultrasound arteri karotis akan menunjukkan penumpukan plak. Dokter juga perlu hati-hati menyaring penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Perawatan kemungkinan besar akan mencakup pengencer darah, seperti aspirin, yang mencegah trombosit dalam darah dari pembekuan. Obat penurun kolesterol dapat diresepkan jika pasien memiliki aterosklerosis. Jika perlu, arteri karotis dapat dikerok melalui pembedahan untuk menghilangkan plak. Setiap penyakit jantung yang mendasarinya perlu diobati.

Dokter mungkin merekomendasikan berbagai perubahan gaya hidup yang dapat membantu mencegah stroke serius. Pasien yang merokok akan disarankan untuk berhenti merokok. Makan makanan rendah lemak, mengembangkan rencana olahraga, dan memiliki kolesterol dan tekanan darah yang dipantau secara teratur adalah perubahan positif yang dapat membantu pasien dalam mencegah penyakit di masa depan.