Suntikan alergi adalah serangkaian suntikan yang diberikan untuk mengurangi sensitivitas seseorang terhadap alergen. Suntikan alergi lengkap dapat memakan waktu hingga lima tahun untuk diselesaikan, menjadikannya komitmen yang serius, tetapi dapat sangat meningkatkan kualitas hidup. Untuk pasien dengan alergi yang sangat parah, suntikan alergi juga dapat menyelamatkan nyawa, karena memungkinkan pasien terpapar sumber alergi tanpa menimbulkan gejala yang fatal.
Juga dikenal sebagai imunoterapi, suntikan alergi melibatkan pengenalan antigen dalam jumlah yang sangat kecil ke tubuh pasien. Pada fase pembentukan, di mana suntikan dilakukan satu sampai tiga kali seminggu selama tiga sampai tujuh bulan, jumlah antigen secara bertahap meningkat dengan setiap suntikan. Tujuannya adalah untuk mengekspos tubuh tanpa memicu reaksi alergi, memungkinkan tubuh pasien untuk mengkalibrasi ulang dirinya sendiri sehingga tidak lagi mengenali alergen sebagai ancaman. Pada fase pemeliharaan, yang membutuhkan satu suntikan sebulan selama dua hingga lima tahun, pasien diberikan dosis reguler untuk melanjutkan desensitisasi.
Ketika suntikan alergi diberikan, biasanya karena pasien memiliki alergi yang sangat parah, atau mengalami reaksi alergi lebih dari tiga kali setahun. Pasien yang merasa sulit untuk menghindari alergen juga dapat memperoleh manfaat dari suntikan, seperti juga pasien yang telah mencoba cara lain untuk mengontrol alergi yang ternyata tidak berhasil. Imunoterapi tidak dianjurkan untuk orang dengan kondisi jantung atau asma berat, atau untuk wanita hamil.
Alergi serangga, alergi musiman terhadap hal-hal seperti ragweed, dan alergi dalam ruangan semuanya dapat diobati dengan suntikan alergi. Alergi makanan tidak bisa. Sebelum menawarkan suntikan alergi kepada pasien, dokter biasanya akan melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi tentang riwayat pasien dan obat-obatan saat ini, untuk memastikan bahwa dia adalah kandidat yang baik untuk suntikan. Dalam kasus tertentu, dokter dapat merekomendasikan imunoterapi terburu-buru, di mana pasien mendapat dosis yang semakin besar setiap beberapa jam di lingkungan yang terkendali seperti rumah sakit untuk desensitisasi cepat.
Biasanya, pasien diminta untuk tidak berolahraga setidaknya dua jam sebelum dan sesudah suntikan alergi. Mereka juga harus tetap memantau selama setidaknya 30 menit setelah suntikan untuk memastikan bahwa tidak ada reaksi merugikan yang terjadi. Suntikan alergi tidak bebas risiko, dan pasien terkadang dapat mengembangkan reaksi alergi dan respons serius lainnya, yang menjadikan periode pemantauan ini penting. Jika pasien mulai merasa aneh setelah disuntik, ia harus segera melaporkan perasaan tersebut sehingga penyedia layanan medis dapat mengambil tindakan.