Apa itu Dispraksia Perkembangan?

Dispraksia perkembangan adalah gangguan yang berasal dari neurologis. Orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas yang melibatkan keterampilan motorik. Akibatnya, mereka kurang koordinasi, umumnya memiliki keterampilan motorik yang buruk, dan mencapai tonggak perkembangan seperti merangkak dan berjalan lebih lambat dari orang lain. Dalam beberapa kasus, dyspraxia perkembangan terjadi dengan cacat lain, tetapi juga bisa menjadi kondisi yang berdiri sendiri.

Referensi untuk tingkat kecanggungan yang luar biasa tinggi di antara beberapa orang sudah sangat tua, menunjukkan bahwa dyspraxia perkembangan telah ada sejak lama. Baru pada abad ke-20, para dokter mulai mengenali kumpulan gejala yang lebih dari sekadar kecanggungan untuk menunjukkan bahwa beberapa orang memiliki gangguan perkembangan yang melibatkan kemampuan mereka untuk merencanakan dan mengoordinasikan gerakan. Pada orang dengan dyspraxia perkembangan, sinyal di otak yang seharusnya mengoordinasikan gerakan menjadi campur aduk atau terputus.

Selain mengalami kesulitan dengan tugas motorik, beberapa orang dengan dyspraxia perkembangan juga mengalami dyspraxia bicara. Orang-orang ini mungkin memiliki gangguan bicara dan juga dapat mengalami kesulitan membaca dan menulis. Orang dengan dispraksia perkembangan tidak selalu memiliki ketidakmampuan belajar atau ketidakmampuan intelektual, tetapi beberapa mungkin memiliki gangguan lain yang menyebabkan ketidakmampuan ini. Beberapa juga mengalami pemikiran yang tidak teratur dan mengalami kesulitan dengan tugas-tugas yang melibatkan mengikuti arahan atau merencanakan dan melaksanakan serangkaian langkah.

Masalah perilaku juga dapat diamati pada beberapa pasien dengan dyspraxia perkembangan. Beberapa orang dengan dispraksia perkembangan mengalami kesulitan dalam situasi sosial dan interaksi sosial. Siswa dengan gangguan ini dapat mengembangkan masalah perilaku di kelas dan masalah ini sering dikaitkan dengan pengalaman kesulitan koordinasi oleh siswa. Misalnya, seorang siswa yang mengalami kesulitan memegang pena atau pensil dapat bertindak selama unit di mana anak-anak diharapkan untuk berlatih menulis karena siswa tersebut frustrasi.

Tidak ada obat untuk dyspraxia perkembangan. Namun, ada terapi suportif yang tersedia. Seorang anak dapat dievaluasi oleh seorang spesialis yang dapat membuat rekomendasi berdasarkan masalah spesifik pasien. Misalnya, jika seorang anak mengalami kesulitan berbicara dan menelan, ahli patologi wicara-bahasa dapat memberikan terapi yang akan membantu mengatasi hal ini. Demikian juga, jika seorang siswa mengalami kesulitan di sekolah, perhatian khusus di kelas dapat membantu anak tetap fokus dan belajar. Penting untuk memberikan dukungan bagi orang-orang dengan dyspraxia perkembangan sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mewujudkan potensi penuh mereka.