Populer di Eropa sebagai terapi alternatif untuk kanker, mistletoe telah menunjukkan kecenderungan untuk mengecilkan tumor ganas di beberapa tes laboratorium. Laporan medis yang kontradiktif, bagaimanapun, mengklaim bahwa tidak ada korelasi positif antara benalu dan remisi kanker, yang menyatakan bahwa ratusan pasien yang diberi benalu untuk kanker tidak melihat pengurangan tumor, juga tidak melihat peningkatan harapan hidup setelah perawatan. Meskipun Eropa mengizinkan benalu untuk dibeli oleh pasien melalui resep, banyak negara, seperti Amerika Serikat, melarang penggunaan benalu untuk kanker kecuali dalam uji coba yang dipantau karena tanaman itu beracun.
Mistletoe tidak tumbuh sendiri. Sebagai tanaman parasit sebagian, benalu harus menggunakan tanaman atau pohon lain sebagai inang untuk tumbuh. Sering tumbuh di pohon apel, pohon elm dan pohon ek.
Penelitian yang mendukung hubungan antara benalu dan remisi kanker mengungkapkan dua alasan utama mengapa tanaman ini efektif. Pertama, benalu memperkuat sistem kekebalan tubuh, membantu tubuh melawan kanker; ia melakukannya dengan mencegah penghancuran asam deoksiribonukleat (DNA) leukosit, sel darah putih yang mempertahankan tubuh. Kedua, mistletoe konon membunuh sel kanker, mencegah metastasis. Ada tiga jenis bahan kimia dalam benalu yang dapat bertanggung jawab untuk menghentikan penyebaran kanker pada pasien yang menggunakannya: lektin, alkaloid, dan viscotoxins.
Lektin, terdiri dari protein dan gula, menempel pada bagian luar sel kanker dan menimbulkan perubahan biokimia. Dibuat terutama dari nitrogen, alkaloid dikenal untuk menghentikan sel membelah dan mengalikan. Viscotoxins dikenal untuk merangsang respon imun. Para peneliti masih menemukan molekul kimia mana yang paling bertanggung jawab atas korelasi antara benalu dan remisi kanker.
Manfaat lain dari menggabungkan pengobatan kanker dan mistletoe adalah bahwa tanaman dapat mengurangi efek samping negatif dari terapi kanker tradisional, seperti radiasi dan kemoterapi. Studi menunjukkan mistletoe dapat mengatasi rasa sakit, rambut rontok, dan jumlah sel darah rendah, yang sering kali diakibatkan oleh terapi kanker. Menggunakan mistletoe itu sendiri, bagaimanapun, dapat memiliki efek samping, termasuk demam, reaksi alergi dan syok.
Menggabungkan perawatan mistletoe dan kanker dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sejak zaman kuno, orang Eropa telah merendam daun benalu dalam air panas untuk membuat teh yang dapat diminum tiga kali sehari untuk memerangi keganasan; teh juga telah dibuat dari bentuk bubuk mistletoe. Di sana dan di negara lain, ekstrak benalu disuntikkan secara subdermal atau intravena sebagai obat kanker.
Selain itu, dapat disuntikkan oleh ahli bedah langsung ke tumor kanker. Suntikan biasanya diberikan beberapa kali selama kira-kira tiga hari setiap minggu selama beberapa bulan. Ekstrak tanaman juga dapat dioleskan pada lesi.