Kortisol adalah hormon yang diproduksi tubuh secara alami setiap kali seseorang mengalami situasi stres. Sementara kortisol berguna dalam memberi tubuh dorongan energi, paparan yang konstan dan berkepanjangan terhadap peningkatan kadar kortisol dapat menyebabkan hasil yang tidak diinginkan. Penambahan berat badan, komplikasi jantung, dan waktu pemulihan yang lama adalah beberapa dari efek samping ini. Sebagai cara untuk mengendalikan kortisol, seseorang harus berolahraga, menjaga pola makan yang tepat, istirahat dan tidur nyenyak, dan mengelola stresor eksternal.
Olahraga teratur adalah salah satu cara paling efektif dalam mengendalikan kortisol. Olahraga telah dikenal untuk menghilangkan stres, penyebab utama produksi kortisol. Ini juga membakar lemak, salah satu efek samping dari kadar kortisol yang tinggi.
Selain itu, olahraga menghasilkan testosteron dan endorfin. Testosteron mencegah kortisol dari memecah jaringan otot untuk energi. Endorfin, hormon “merasa baik”, memblokir produksi kortisol karena mereka menipu tubuh agar berpikir bahwa itu dalam keadaan sehat.
Terlalu banyak olahraga di sisi lain, dapat memiliki efek sebaliknya dalam mengendalikan kortisol. Overtraining menekankan otot-otot yang, pada gilirannya, menghasilkan lebih banyak kortisol. Peningkatan produksi dapat menyebabkan katabolisme, suatu kondisi di mana jaringan otot dipecah untuk dikonsumsi sebagai bahan bakar. Akibatnya, otot akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dan bahkan mungkin berkurang massanya.
Produksi kortisol paling rendah saat tidur. Tidur yang cukup menurunkan tingkat stres dan memungkinkan otot untuk memperbaiki dirinya sendiri. Tidur juga menghasilkan hormon pertumbuhan, penekan kortisol alami.
Manajemen stres sangat penting untuk mengendalikan kortisol. Latihan relaksasi, meditasi, dan bahkan sesekali pergi ke spa dapat menghilangkan stres secara drastis. Bagi mereka yang tidak punya waktu, mengambil cuti lima menit dari pekerjaan dapat membantu menjernihkan pikiran.
Kopi adalah salah satu pelaku terbesar kortisol tinggi. Kafein dalam kopi dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan stres seseorang. Namun, meminta seseorang untuk berhenti dari kebiasaan kafeinnya dapat menambah lebih banyak stres. Asupan kafein dapat dibatasi sebagai gantinya, dengan teh dan kopi tanpa kafein digunakan sebagai pengganti kopi biasa.
Diet memainkan peran kunci dalam mengendalikan kortisol. Diet kortisol umumnya kaya akan vitamin C, vitamin E, dan antioksidan. Bawang putih juga telah dikenal untuk mengurangi kortisol. Menyajikan lebih banyak makanan dengan porsi yang lebih kecil biasanya membantu menstabilkan kadar kortisol juga.
Di sisi lain, kadar kortisol yang rendah dapat membuat seseorang merasa lelah dan dapat menyebabkan tekanan darah rendah. Kekurangan kortisol sering tidak terdiagnosis sampai komplikasi berbahaya muncul. Tes dapat dilakukan untuk memeriksa kekurangan kortisol. Suplemen hormon dapat digunakan untuk membantu seseorang kembali ke tingkat kortisol normal.