Apa Hubungan Antara Kortisol dan Olahraga?

Para peneliti telah menemukan hubungan yang jelas antara kortisol dan olahraga. Jumlah kortisol yang diproduksi tubuh sebanding dengan intensitas latihan atau stres. Bentuk latihan yang intens, seperti berlari atau mengangkat beban berat, meningkatkan kadar kortisol. Bentuk olahraga yang lebih ringan dengan komponen meditatif, seperti tai chi, jalan kaki atau yoga, menjaga produksi kortisol tetap minimum. Seseorang yang berolahraga secara teratur akan memiliki ambang batas stres fisik yang lebih tinggi dan akan mengalami tingkat kortisol yang lebih rendah sebagai reaksi terhadap olahraga yang intens daripada orang yang tidak aktif yang mencoba tingkat aktivitas yang sama.

Hubungan antara kortisol dan olahraga jelas, namun bervariasi dari individu ke individu. Tubuh melepaskan kortisol sebagai reaksi terhadap peristiwa stres, baik fisik, mental atau emosional. Ketika seseorang berolahraga secara intens, tubuh menganggap ini sebagai bentuk stres dan melepaskan kortisol. Kortisol menyebabkan pemecahan protein dan lemak dan menghasilkan glukosa baru. Proses ini memanfaatkan energi yang tersimpan dan meningkatkan bahan bakar tubuh untuk memenuhi tuntutan fisik yang dirasakan.

Individu yang aktif akan mengalami hubungan yang berbeda antara kortisol dan olahraga dibandingkan dengan seseorang yang menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Seseorang yang telah jogging setiap hari dengan kecepatan sedang belum tentu mengalami pelepasan kortisol tingkat tinggi selama latihan hariannya. Jika temannya yang tidak aktif ikut jogging setiap hari, kemungkinan besar dia akan mengalami tingkat kortisol yang tinggi melakukan latihan yang sama karena tubuhnya tidak terbiasa dengan aktivitas fisik. Demikian juga, jika pelari harian tiba-tiba meningkatkan kecepatannya atau secara signifikan meningkatkan jumlah mil atau kilometer yang dia lakukan setiap hari, tubuhnya dapat menganggap intensitas tiba-tiba ini sebagai pemicu stres dan meningkatkan produksi kortisol.

Hubungan kortisol dan olahraga juga telah diamati dalam bentuk olahraga yang umumnya dikaitkan dengan penurunan stres. Yoga dan tai chi, dan aktivitas lain yang mengandung komponen pikiran-tubuh-spirit, diketahui dapat mempertahankan kadar kortisol atau bahkan menurunkannya dalam beberapa kasus. Kegiatan ini sering melibatkan meditasi, pernapasan dalam, dan visualisasi, yang membantu merilekskan tubuh dan mengurangi tingkat stres.

Memahami hubungan antara kortisol dan olahraga adalah penting karena, dalam beberapa kasus, periode olahraga berat yang berkepanjangan dapat menyebabkan tingkat kortisol yang tinggi secara terus-menerus. Tergantung pada orang dan situasinya, kadar kortisol yang tinggi telah diamati menyebabkan infertilitas, sistem kekebalan yang melemah dan penurunan kepadatan tulang. Kadar kortisol yang tinggi juga dikaitkan dengan penambahan berat badan, khususnya di daerah perut. Individu yang secara bertahap meningkatkan tingkat kebugaran mereka dan mempertahankan program olahraga sedang secara teratur umumnya mengalami tingkat kortisol yang seimbang dan menunjukkan reaksi yang lebih sehat terhadap stres dalam semua aspek kehidupan mereka.