Hiperhidrosis, atau keringat berlebih, disebabkan oleh beberapa kondisi fisik, mental, dan psikologis. Penyebab hiperhidrosis yang paling serius termasuk kanker dan penyakit jantung, dua kondisi yang mengancam jiwa yang dapat mengakibatkan kematian. Ada juga sejumlah sistem saraf dan kondisi hormonal yang bisa membuat seseorang berkeringat tak terkendali, seperti penyakit Parkinson, gangguan kecemasan umum (GAD) dan menopause.
Kanker yang mempengaruhi daerah hormon utama tubuh – payudara untuk wanita dan kelenjar prostat untuk pria – dapat membuat seseorang berkeringat tak terkendali. Orang dengan kanker payudara atau prostat lebih cenderung berkeringat, bahkan jika mereka hidup dalam kondisi dingin. Penting untuk dicatat bahwa meskipun keringat berlebih bisa menjadi tanda seseorang menderita kanker payudara atau prostat, sangat jarang orang yang mengalami hiperhidrosis benar-benar menderita kanker. Penyebab hiperhidrosis yang paling umum biasanya termasuk kondisi psikologis dan sistem saraf yang kurang serius.
Misalnya, gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan sosial, atau fobia lain yang membuat seseorang sangat ketakutan, dapat menyebabkan dia berkeringat karena ketakutan. Ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang membuatnya merasa sangat tidak nyaman, hal itu dapat memicu respons yang menyebabkan sistem sarafnya menjadi overdrive, meningkatkan waktu responsnya, meningkatkan detak jantungnya, dan membuatnya lebih waspada. Ini disebut respons melawan atau lari.
Sayangnya, peningkatan detak jantung bisa membuat seseorang berkeringat tak terkendali, yang bisa menyebabkan hiperhidrosis. Orang dengan gangguan kecemasan yang tidak diobati dapat mengalami respons ini dalam banyak situasi, terkadang beberapa kali sehari. Meskipun tubuh mereka mungkin sangat dingin, detak jantung mereka mungkin terus-menerus meningkat, yang meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan keringat berlebih.
Penyebab hiperhidrosis umum lainnya termasuk menopause dan penyakit Parkinson – yang pertama adalah reaksi hormonal dan yang terakhir adalah masalah sistem saraf pusat. Menopause, atau perubahan fisik dan hormonal yang dialami seorang wanita setelah berhentinya siklus menstruasinya, dapat memicu hot flashes, yang dapat membuatnya berkeringat. Orang dengan penyakit Parkinson memiliki waktu yang lebih sulit untuk mengontrol keringat dan air liur mereka dan lebih cenderung berkeringat banyak.
Penyebab hiperhidrosis lainnya termasuk penyakit jantung, yang dapat meningkatkan detak jantung dan menyebabkan seseorang lebih banyak berkeringat. Orang dengan penyakit jantung mungkin mulai merasa lelah, lemah dan panas sepanjang waktu, meskipun mereka tidak berpartisipasi dalam aktivitas apa pun atau terpapar panas yang dapat menyebabkan reaksi ini. Kadang-kadang, orang mungkin merasa jantung mereka melompat saat mereka berkeringat juga.