Apa itu Disgrafia?

Disgrafia adalah ketidakmampuan belajar yang terutama mempengaruhi kemampuan menulis tangan. Hal ini sering ditemukan pada anak usia dini selama pelajaran pertama membaca dan menulis. Orang dengan disgrafia sering menderita kurangnya keterampilan motorik dan mungkin menemukan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan motorik juga sulit. Dalam beberapa kasus orang dewasa, kondisi ini diakibatkan oleh cedera kepala traumatis.

Beberapa tanda utama disgrafia termasuk kebingungan antara huruf besar dan kecil, spasi terlalu besar atau terlalu sempit antara huruf dan kata, dan penulisan huruf mundur atau membingungkan huruf yang muncul serupa seperti “b” dan “d.” Orang dengan kondisi ini mungkin memiliki keterampilan verbal dan membaca yang sangat baik, tetapi tidak dapat menuliskan kata-kata di atas kertas tanpa konsentrasi yang serius.

Anak-anak dan orang dewasa dengan kondisi ini biasanya menunjukkan ejaan yang sangat buruk dan terkadang tidak memahami tanda baca. Tulisan tangan mereka biasanya berkisar dari buruk hingga tidak terbaca, dan sering memburuk jika mereka terburu-buru atau tidak berkonsentrasi dengan hati-hati dalam menulis. Disgrafia bisa sangat membuat frustasi untuk ditangani, karena masalah motorik jarang berhubungan dengan kecerdasan atau pemahaman.

Ada beberapa cara untuk mengatasi disgrafia, baik di dalam maupun di luar kelas. Sementara orang-orang yang menderita kondisi tersebut harus terus-menerus melatih keterampilan mereka untuk membantu meningkatkan keterbacaan, kelonggaran tertentu harus diberikan untuk kecacatan ini. Jika Anda seorang guru dengan siswa disgrafik, pertimbangkan untuk memberi mereka waktu ekstra untuk menyelesaikan tugas tertulis atau biarkan mereka mendiktekan jawaban mereka. Beberapa orang dengan kondisi ini dapat mengetik jauh lebih baik daripada menulis dengan tangan, jadi Anda mungkin ingin mengizinkan siswa menggunakan komputer untuk tugas menulis atau esai dengan waktu terbatas.

Disgrafia mungkin merupakan gejala dari kondisi lain, dan anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda tersebut harus dipantau untuk masalah lain. Menurut beberapa ahli, kondisi tersebut mungkin merupakan indikator Attention Deficit Disorder (ADD) atau kecacatan yang terkait dengan hiperaktif. Sementara orang disgrafik biasanya memiliki masalah dengan menempatkan huruf atau kata secara berurutan, mereka mungkin juga memiliki masalah konsentrasi yang lebih besar. Jika seorang anak menunjukkan gejala yang konsisten dengan ADD selain masalah disgrafik, Anda mungkin ingin berkonsultasi dengan dokter atau terapis.

Ketika sains lebih memahami tentang otak manusia, menjadi jelas bahwa pembelajaran dilakukan dengan berbagai cara, unik untuk setiap individu. Masalah yang disayangkan dari pendidikan massal adalah bahwa siswa perlu menyesuaikan diri dengan taktik belajar tertentu agar berhasil di sekolah. Penting untuk memahami dan mendidik anak-anak untuk mengetahui bahwa seseorang tidak “bodoh” atau “terbelakang” jika mereka menderita ketidakmampuan belajar. Mereka mungkin memiliki kecerdasan dan pemahaman yang sama seperti orang lain; tetapi harus menemukan cara mereka sendiri untuk mengkomunikasikan pikiran mereka.