Perbedaan antara mentega dan margarin kadang-kadang digambarkan sebagai nominal, umumnya oleh pendukung margarin, atau berbeda secara signifikan, seperti yang dilaporkan oleh pro-mentega atau ahli kesehatan. Ada beberapa artikel yang meragukan keasliannya beredar di Internet yang bahkan mengklaim bahwa margarin hanya tinggal satu molekul lagi untuk menjadi plastik. Perbedaan paling mendasar antara kedua zat ini, bagaimanapun, adalah bahwa mentega berasal dari lemak hewani sedangkan margarin berasal dari minyak nabati terhidrogenasi.
Mentega adalah produk makanan yang jauh lebih tua dari margarin. Mentega dihasilkan dari krim lemak susu sapi, meskipun susu hewani lainnya dapat digunakan. Molekul lemak biasanya tertahan dalam suspensi dalam krim, tetapi pengadukan yang stabil dalam pengadukan mentega menyebabkan molekul lemak menempel pada dirinya sendiri dan akhirnya jatuh dari krim sebagai massa mentega yang kental. Garam sering ditambahkan ke mentega mentah, tetapi tidak sepenuhnya diperlukan. Mentega yang dikocok hampir seluruhnya terdiri dari lemak jenuh, bersama dengan sejumlah besar kolesterol alami.
Margarin, di sisi lain, adalah produk makanan manufaktur yang dirancang khusus untuk menjadi pengganti mentega pada tahun 1869. Produk margarin awal menggunakan lemak sapi sebagai bahan, tetapi sebagian besar formula margarin berubah menjadi minyak nabati pada awal abad ke-20. Minyak nabati yang biasanya cair dipadatkan melalui proses yang melibatkan gelembung gas hidrogen yang melewati campuran. Hasilnya adalah pengganti mentega padat tanpa kolesterol dan sedikit jika ada lemak jenuh. Margarin memang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan asam lemak trans, yang oleh banyak ahli kesehatan dianggap tidak sehat bagi manusia karena kecenderungannya menyumbat arteri.
Mentega dan margarin berbeda dalam umur simpan juga. Mentega harus disimpan dalam lemari es agar tetap segar selama beberapa hari. Margarin harus didinginkan untuk mempertahankan bentuk padatnya di antara penggunaan, tetapi dapat tetap stabil lebih lama daripada mentega. Mentega, seperti banyak produk makanan berbasis susu lainnya, dapat menjadi busuk atau tengik tanpa penyimpanan dan pendinginan yang tepat. Mentega dan margarin keduanya dapat digunakan dalam resep, tetapi mentega tampaknya menjadi pilihan standar koki profesional, sementara margarin lebih disukai oleh juru masak yang lebih kasual. Mentega seringkali lebih mahal daripada margarin, dan perbedaan rasa atau tekstur antara mentega dan margarin bisa sangat tipis tergantung pada kualitas nama merek yang digunakan.