Apa Perbedaan antara Pengalengan dan Pembotolan?

Pengalengan dan pembotolan terkadang merupakan metode yang berbeda untuk mengawetkan makanan, meskipun istilah tersebut terkadang merujuk pada proses yang sama. Beberapa perbedaan utama antara pengalengan dan pembotolan adalah konten khusus mereka, komposisinya, dan metode penerapannya. Pengalengan, misalnya, umumnya menggunakan tabung timah tertutup untuk menyimpan makanan padat, dan pembotolan biasanya menggunakan wadah kaca.

Mengawetkan makanan penting karena beberapa alasan. Pertama, pengawetan yang tepat mencegah makanan dari infeksi mikroorganisme yang berpotensi berbahaya seperti jamur dan bakteri. Sebuah proses yang disebut oksidasi lemak juga diperlambat, yang menunda makanan menjadi basi dan tidak bisa dimakan. Selain itu, metode pengawetan dapat mencegah perubahan warna makanan yang tidak sedap dipandang.

Pengalengan melibatkan menyiapkan makanan, menempatkannya dalam wadah kedap udara seperti stoples pengalengan dan kemudian menambahkan sirup panas atau dingin. Setelah disegel, isi kaleng sering direbus atau dibekukan untuk lebih mencegah beberapa bahaya. Makanan yang telah diawetkan dengan metode pengalengan biasanya dapat tetap segar selama lima tahun atau lebih. Di banyak wilayah, proses ini dikenal sebagai pembotolan, jadi pengalengan dan pembotolan terkadang identik, terutama jika pengalengan dan pembotolan non-komersial dirujuk.

Dalam kebanyakan situasi manufaktur komersial, botol terutama digunakan untuk cairan, sedangkan kaleng digunakan untuk makanan padat. Saat mempertimbangkan pengaturan komersial, botol dibedakan dari kaleng dengan bukaannya yang lebih kecil, tingginya yang lebih besar, dan komposisi gelas atau plastiknya. Botol juga harus disaring sebelum digunakan, dan terkadang harus diresapi dengan karbon dioksida untuk menstabilkan isi udara dan menekan bagian dalam botol. Jalur produksi digunakan di fasilitas pengalengan dan pembotolan.

Pengalengan komersial, tidak seperti pembotolan, biasanya menggunakan silinder timah sebagai wadah daripada wadah kaca atau plastik. Tradisi ini dimulai pada awal abad ke-19 ketika pemerintah Prancis menyerukan metode pengawetan makanan yang efektif. Meskipun metode yang berhasil muncul melalui memasak makanan dalam stoples kedap udara, produsen menemukan kesulitan dalam memproduksi dan mendistribusikan wadah kaca. Kaleng timah lebih tahan lama, lebih murah dan lebih cepat diproduksi, sehingga muncul sebagai alternatif yang menarik. Prosedur pengalengan modern menggunakan metode jahitan ganda di mana tutupnya dilas ke silinder timah.

Metode pembukaan yang berbeda digunakan untuk pengalengan dan pembotolan juga. Penyegelan yang dilas yang merupakan tipikal kaleng berarti bahwa objek seperti pembuka kaleng sering diperlukan untuk mengakses isinya. Botol, di sisi lain, biasanya memiliki tutup atau dudukan yang terlepas dari botol. Tutup botol, misalnya, dipelintir ke botol untuk menutup isinya dan dapat dipelintir dari botol untuk akses.

Kesegaran dan nilai gizi makanan dipertahankan baik dalam pengalengan dan pembotolan. Selain itu, kedua cara pelestarian tersebut menonjol selama masa ekonomi yang sulit. Individu sering menimbun makanan kaleng dan botol untuk digunakan nanti, terutama ketika pendapatan rumah tangga terganggu. Selanjutnya, kaleng dan botol itu sendiri sering kali dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan dan membantu penyebab lingkungan ketika didaur ulang.