Buah fermentasi adalah jenis makanan yang dibuat dengan menggunakan ragi untuk mengubah senyawa gula dalam buah menjadi alkohol. Baik buah segar maupun buah kalengan dapat difermentasi, dan sering dianggap sebagai tahap peralihan dalam pembuatan berbagai jenis anggur berbahan dasar buah atau minuman beralkohol lainnya. Proses fermentasi buah telah dilakukan oleh berbagai budaya selama berabad-abad, tetapi salah satu bentuk praktik yang bertahan lama adalah pembuatan Rumtopf, makanan penutup Jerman dan Austria yang merupakan campuran buah dan rum yang difermentasi.
Manfaat fermentasi sepanjang sejarah adalah mengawetkan makanan dan memperkaya kandungan nutrisinya. Kandungan alkohol dari makanan fermentasi dan sifat alkali umumnya menghambat pertumbuhan bakteri, dan fermentasi dapat memecah senyawa yang tidak dapat dicerna menjadi vitamin dan asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia. Memfermentasi buah juga dipandang sebagai cara sederhana untuk mendiversifikasi makanan, karena sering digunakan sebagai topping makanan penutup serbaguna atau sebagai berbagai jenis perasa untuk minuman beralkohol. Sebelum pendinginan atau cara modern lainnya untuk mengawetkan makanan, buah fermentasi juga merupakan cara menyimpan makanan siap saji yang dapat dimakan tanpa perlu dimasak lagi.
Membuat buah segar yang difermentasi adalah proses yang cukup mudah. Buahnya bisa apa saja mulai dari berbagai jenis beri yang tumbuh di semak-semak hingga buah yang dikupas dan diiris dari pohon seperti ceri, persik, atau pir. Biji atau lubang harus dibuang terlebih dahulu jika memungkinkan, meskipun hal ini tidak praktis dengan buah beri seperti blackberry atau stroberi. Sirup pertama-tama dibuat dengan mencampur gula putih halus, air, dan ragi kue, lalu membiarkan campuran tersebut selama sekitar empat hari untuk memulai proses fermentasi. Buah yang diinginkan kemudian ditambahkan sehingga diresapi oleh sirup fermentasi.
Fermentasi buah kalengan mengikuti proses yang sama kecuali bahwa cairan harus dikeringkan dari kaleng terlebih dahulu dan buah dipindahkan ke stoples pengalengan. Buah kalengan harus difermentasi hingga tiga minggu di tempat yang sejuk dan gelap, dan rasanya akan lebih enak jika dibiarkan berfermentasi lebih lama. Buah beku juga dapat difermentasi menggunakan pedoman yang sama seperti buah kalengan setelah dibiarkan mencair. Buah fermentasi Rumtopf tradisional dibuat dengan menambahkan jenis alkohol pilihan seperti rum ke dalam campuran, serta jenis alkohol lain seperti anggur atau brendi.
Dua poin utama yang harus diperhatikan saat membuat produk fermentasi adalah ragi harus berada pada suhu kamar agar berfungsi dengan baik, dan wadah harus memiliki lubang dan beberapa ruang di bagian atas, karena campuran akan mengembang saat ragi bekerja dan melepaskan gas karbon dioksida selama fermentasi. Ragi juga memakan gula dari buah itu sendiri atau sirup gula putih, dan, jika gelembung gas dihasilkan, ragi aktif. Jika gelembung gas berhenti muncul sebelum buah yang difermentasi mencapai tahap yang diinginkan, maka gula atau ragi segar harus ditambahkan ke dalam campuran untuk memulai kembali proses. Setelah buah mencapai tingkat rasa yang diinginkan, buah dapat disimpan di lemari es untuk waktu yang lama, tetapi ini akan menghambat fungsi ragi yang tersisa. Kualitas buah yang difermentasi akan meningkat pada suhu kamar dengan ragi aktif, dan dapat disimpan dan masih dapat dimakan setidaknya selama satu tahun.