Mickey Finn adalah minuman beralkohol yang telah dipalsukan dengan zat yang dirancang untuk melumpuhkan orang yang meminumnya. Dalam Mickey Finn klasik, minuman tersebut termasuk obat tetes seperti chloral hydrate yang membuat konsumen tidak sadarkan diri, meskipun variasi lain melibatkan penambahan obat-obatan yang menyebabkan seseorang muntah atau mengalami gangguan usus. Di era modern, Mickey Finn biasanya minuman yang telah dicampur dengan apa yang disebut “obat pemerkosaan tanggal”, obat yang membuat seseorang lentur dan pelupa.
Orang-orang telah membius minuman satu sama lain untuk berbagai alasan selama ratusan dan mungkin ribuan tahun, tetapi istilah “Mickey Finn” berasal dari awal abad ke-20. Tampaknya berasal dari Chicago, sebuah kota yang terkenal kasar di akhir 1800-an. Diduga, seorang bartender bernama Mickey Finn memiliki kebiasaan memuntahkan minuman pelanggan agar bisa merampoknya. Pada tahun 1903, dia diadili dan bar ditutup, dan tampaknya sangat mungkin bahwa konsep Mickey Finn dinamai untuk bartender yang mempopulerkannya.
Beberapa orang menggunakan Mickey Finn dengan maksud lelucon praktis; penderitaan korban seharusnya menghibur korban atau kelompok pada umumnya. Dalam kasus ini, ketidakmampuan sementara tanpa kerusakan permanen biasanya menjadi tujuannya, karena minuman berduri seharusnya menjadi kesenangan yang baik. Namun, korban dari jenis lelucon praktis ini sering tidak menikmatinya, dan terkadang reaksi obat yang buruk dapat terjadi, menyebabkan penyakit serius atau kerusakan permanen.
Secara klasik, Mickey Finn telah digunakan untuk membuat tanda perampokan yang mudah. Seperti yang dilakukan bartender yang namanya minuman itu pada akhir 1800-an, seorang pencuri dapat menyelipkan Mickey kepada seseorang, seperti yang mereka katakan, dan kemudian mengambil dompet dan perhiasan korban. Pencuri yang giat bahkan dapat mengambil kunci rumah dan mobil untuk tujuan kejahatan yang lebih luas.
Penggunaan Mickey Finn yang lebih jahat berkembang pada akhir abad ke-20, ketika orang mulai menggunakan narkoba untuk membubuhi minuman di klub dan pesta untuk tujuan melakukan pemerkosaan. Biasanya, pelaku kejahatan tersebut adalah laki-laki, dan mereka menggunakan obat-obatan yang dirancang untuk membingungkan korbannya sehingga korban dengan sukarela pada saat itu mau melakukan aktivitas seksual, atau tidak mampu melawan karena pingsan, kebingungan, atau ketidakmampuan fisik. Salah satu masalah dengan obat-obatan tersebut adalah bahwa mereka sering menyebabkan penyimpangan memori, yang dapat membuat korban tidak dapat diandalkan sebagai saksi.