Jahe yang diawetkan adalah potongan akar jahe yang telah dirawat untuk penyimpanan jangka panjang, biasanya dalam toples. Umumnya, jahe yang diawetkan adalah potongan jahe manis yang telah dimasak dengan gula sebelum diawetkan, tetapi jahe dapat diawetkan dengan cara lain. Jahe yang diawetkan bisa polos, dibumbui dengan rempah-rempah seperti kayu manis atau pala, atau disiapkan dalam campuran dengan buah-buahan diawetkan lainnya.
Saat membuat manisan dengan jahe, jahe perlu dimasak sendiri sebelum dimasak dalam larutan gula. Saat mengawetkan potongan jahe dalam sirup matang, jahe umumnya direbus sampai empuk atau direbus sebentar dengan cepat dalam proses yang disebut blansing. Jahe rebus ini kemudian direndam dalam air dingin selama satu jam sebelum dimasak dalam sirup. Campuran sirup jahe sering dimasak dua hingga tiga kali sebelum sirup jahe dan gula dimasukkan ke dalam stoples.
Karena jahe cocok dengan banyak rasa buah, manisan buah yang dicampur dengan jahe adalah makanan rumahan dan komersial yang umum. Buah-buahan populer untuk diawetkan dengan jahe termasuk blueberry, nanas, dan pir. Pada jenis pengawetan campuran ini, buah dimasak dengan jahe sebelum ditambahkan gula. Pengawet dengan jahe sering dibumbui dengan madu atau lemon.
Stoples berisi pengawet jahe harus segera ditutup rapat sementara campuran dan stoples masih mendidih panas untuk memastikan campuran steril saat stoples disegel. Pengawet jahe juga harus dikemas dalam wadah kaca bertutup rapat yang telah dicuci dan dipanaskan untuk memastikan semuanya steril. Mensterilkan stoples sebelum membuat pengawet adalah penting karena mencegah keberadaan organisme berbahaya yang tidak diinginkan yang dapat meracuni atau merusak pengawet yang tidak disiapkan dengan benar. Setelah pengawet dimasukkan ke dalam stoples, mereka harus beristirahat setidaknya sebulan sebelum dimakan.
Membuat jahe yang diawetkan adalah cara yang manis untuk menggunakan jahe ekstra. Ini adalah hidangan yang bermanfaat bagi petani dan tukang kebun rumah yang menanam jahe, tetapi juga dapat membantu pembelanja yang paham dapur yang menemukan banyak jahe curah. Jahe ekstra juga dapat diawetkan dengan menyegel dan membekukan jahe atau dengan mengasinkannya. Jahe yang diawetkan juga bisa dimasak lebih lama dalam campuran gula, air, dan jus lemon hingga campuran tersebut membentuk hidangan seperti gel yang dikenal sebagai selai jahe. Tidak seperti jahe yang diawetkan, yang harus diistirahatkan selama sebulan sebelum dimakan, selai jahe bisa dikalengkan atau dimakan segera setelah dingin.