Apa itu Asetil L-Tirosin?

Asetil l-tirosin adalah turunan asetilasi dari asam amino non-esensial l-tirosin yang terjadi secara alami dalam tubuh manusia. Nama tersebut berasal dari kata Yunani tyri, yang berarti “keju”, dinamai oleh seorang ilmuwan Jerman yang menemukan senyawa dalam kasein, protein yang berasal dari keju. Asam amino tidak esensial karena l-tirosin dapat diproduksi di dalam tubuh dari l-fenilalanin. Asetil l-tirosin dijual sebagai suplemen makanan di seluruh dunia dan digunakan oleh banyak orang yang menderita defisiensi, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik dan mental. L-tirosin terkenal karena efeknya yang menstabilkan suasana hati, meningkatkan kognitif, dan meningkatkan metabolisme di dalam tubuh.

L-tirosin adalah prekursor untuk banyak senyawa penting untuk fungsi normal sistem manusia. Ini termasuk neurotransmiter dopamin, epinefrin, dan norepinefrin, yang mengatur perilaku dan suasana hati. Memiliki jumlah l-tirosin yang tidak memadai untuk produksi neurotransmitter terlibat dalam kondisi seperti depresi, kecemasan, dan penyakit Parkinson. Hormon tiroid treonin dan tiroksin juga bergantung pada asam amino sebagai prekursor, dan defisiensi dapat menyebabkan tiroid yang lamban, dan pada gilirannya, penambahan berat badan dan penurunan metabolisme. Efek penambah tiroid, bersama dengan kemampuan mengatur nafsu makan l-tirosin yang diketahui, telah membuatnya menjadi bantuan diet dan suplemen binaraga yang populer.

Kognisi ditingkatkan oleh asetil l-tirosin karena interaksinya dengan respons “lawan atau lari” tubuh. L-tirosin memiliki tindakan spesifik di bagian amigdala otak, yang dapat meningkatkan denyut jantung dan dengan demikian meningkatkan penyimpanan glukosa dan pengiriman oksigen yang dibutuhkan untuk fungsi otak yang optimal. Peningkatan pengiriman oksigen ke otot-otot di seluruh tubuh dapat meringankan gejala penyakit yang melemahkan seperti sindrom kelelahan kronis.

Pasokan l-tirosin yang melimpah dapat ditemukan di sumber protein tinggi seperti produk susu, daging, dan kacang-kacangan. Ketika suplemen dibuat dengan gugus asetil yang ditambahkan, ia memiliki bioavailabilitas lebih, terutama karena l-tirosin biasa sebagian besar tidak larut dalam air, dan dibutuhkan dosis asam amino yang jauh lebih kecil agar efektif. L-tirosin dan l-fenilalanin saling bergantung satu sama lain untuk sintesis, sehingga banyak orang mengonsumsi kedua suplemen tersebut bersama-sama untuk memastikan kadar masing-masing asam amino yang memadai. Dosis asetil l-tirosin yang dianjurkan adalah antara 150 mg dan 700 mg per hari, dan mungkin perlu disesuaikan jika ada efek samping seperti insomnia dan detak jantung yang cepat. Dianjurkan agar suplementasi dengan asetil l-tirosin dipantau oleh dokter.