Jumlah kafein yang ada dalam kopi sebenarnya sangat bervariasi, tergantung pada sejumlah faktor termasuk tanaman individu tempat biji dipanen, bagaimana biji diproses, dan bagaimana kopi disiapkan. Secangkir kopi biasa dapat mengandung antara 65 dan 175 miligram kafein. Kopi yang lebih pekat, seperti espresso, dapat mengandung sekitar 50 miligram dalam satu porsi, sedangkan kopi tanpa kafein mengandung sekitar 2 hingga 4 miligram dalam satu porsi.
Variabel pertama yang terlibat dalam menentukan berapa banyak kafein dalam kopi adalah jenis tanaman dari mana biji kopi berasal. Tanaman Coffea arabica lebih disukai untuk produksi kopi karena bijinya cenderung memiliki rasa yang lebih unggul, memiliki kafein yang lebih sedikit dibandingkan tanaman C. robusta. Terkadang produsen membuat campuran dengan kacang dari kedua spesies untuk menyeimbangkan rasa dengan keinginan untuk lebih banyak kafein. Tanaman kopi individu juga menghasilkan berbagai tingkat kafein tergantung pada varietasnya, di mana ia ditanam, dan bagaimana penanganannya selama periode pertumbuhan.
Ketika biji kopi dipanen, mereka sudah memiliki kadar kafein yang sangat bervariasi, tidak hanya dari satu tanaman ke tanaman lain, tetapi kadang-kadang pada tanaman yang sama. Jumlah kafein yang ada dalam kopi juga ditentukan oleh bagaimana biji kopi disimpan, ditangani, dan diproses. Selain secara eksplisit dihilangkan kafeinnya dengan perawatan kimia, biji kopi juga dapat terkena panas, kelembaban, dan kondisi lain, yang semuanya berdampak pada kandungan kafein.
Apakah konsumen bekerja dengan kopi bubuk atau biji utuh yang mereka giling sendiri, cara mereka menyiapkan kopi berdampak pada jumlah kafein yang ada di setiap cangkir. Menggunakan lebih banyak bubuk akan meningkatkan kadar kafein, karena dapat memvariasikan jumlah panas dan tekanan yang dialami biji kopi. Espresso, misalnya, memiliki kandungan kafein yang tinggi karena dibuat dengan biji kopi padat yang mengalami panas dan tekanan tinggi, yang mengarah pada ekstraksi kafein yang lebih tinggi dibandingkan dengan kopi tetes atau kopi yang diseduh.
Beberapa penelitian telah dilakukan pada rata-rata kandungan kafein yang ditemukan dalam varietas kopi populer. Namun, banyak dari penelitian ini tidak terlalu berguna bagi konsumen yang tertarik pada konsumsi kafein, karena terlalu banyak variabel yang terlibat, mulai dari tahun biji dipanen hingga bagaimana para peneliti menanganinya saat mereka melakukan pengujian. Orang yang mencari lebih banyak kafein mungkin ingin mencari kopi dan espresso yang diseduh. Kopi instan cenderung memiliki lebih sedikit kafein.