Apa Saja Jenis Makanan Kalori Negatif?

Meskipun ada banyak klaim yang bertentangan, secara historis tidak ada bukti yang terdokumentasi tentang keberadaan makanan berkalori negatif. Makanan segar seperti seledri dan jeruk bali telah menjadi makanan diet yang sangat populer karena kualitas yang seharusnya ini. Meskipun kurangnya bukti untuk mendukung klaim tersebut, gagasan bahwa jumlah energi yang dibutuhkan untuk makan dan mencerna makanan tertentu membakar lebih banyak kalori daripada yang ada dalam makanan telah begitu menarik bagi para pelaku diet sehingga mitos tersebut terus berlanjut.

Beberapa jenis buah dan sayur diklaim sebagai makanan berkalori negatif. Beberapa buah yang dipercaya memiliki khasiat tersebut antara lain semangka, nanas, apel, dan melon. Sayuran populer lainnya yang diyakini sebagai makanan berkalori negatif termasuk kubis, mentimun, dan selada.

Meskipun tidak ada bukti bahwa ada buah dan sayuran yang benar-benar makanan berkalori negatif, makanan yang biasanya disebutkan biasanya rendah kalori. Mereka juga cenderung menjadi sumber nutrisi, serat, dan hidrasi yang baik. Untuk alasan ini, makanan ini masih merupakan pilihan bijak bagi orang yang ingin menurunkan berat badan atau sekadar mengikuti diet rendah kalori. Ini tidak berarti bahwa makanan ini saja sudah cukup untuk diet seimbang. Sementara makanan berkalori negatif yang dianggap dapat menjadi bagian dari diet yang baik, mereka harus dikonsumsi sebagai bagian dari rejimen yang juga mencakup banyak sumber biji-bijian, protein, dan nutrisi penting lainnya.

Klaim bahwa ada makanan berkalori negatif berasal dari konsep yang dikenal sebagai thermic effect of food. Ini adalah ukuran energi yang dikeluarkan di atas yang diukur dalam tubuh saat istirahat, yang dikenal sebagai tingkat metabolisme istirahat. Latihan aerobik dan latihan beban diyakini memiliki beberapa efek pada efek termis makanan pada tubuh.

Banyak makanan yang diklaim memiliki efek kalori negatif pada tubuh yang sudah rendah kalori dan kemudian dibuat lebih dari itu karena mereka juga tinggi serat, sehingga membutuhkan lebih banyak sumber daya tubuh untuk diproses. Saat makan dan mencerna makanan memang membakar energi, dan dengan demikian kalori, biasanya hanya sekitar 10% dari kandungan kalori makanan yang dibakar selama proses ini. Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk memproses makanan juga tergantung pada kimia tubuh individu selain kalori dalam makanan. Inilah sebabnya mengapa metabolisme tubuh sangat bervariasi di antara orang yang berbeda.