Apa itu Koordinator Giliran?

Dipasang di sebagian besar pesawat saat ini, koordinator belokan adalah instrumen penerbangan yang dirancang untuk memberi tahu pilot tingkat belokan dan kualitas belokan pesawat. Koordinator giliran dipecah menjadi dua komponen untuk menyampaikan setiap indikasi secara terpisah. Bagian pertama dari instrumen terdiri dari miniatur pesawat, dilihat dari belakang, bersama dengan tanda centang yang menunjukkan penerbangan lurus dan belokan standar. Bola yang dipasang di dalam tabung merupakan komponen kedua dan menyerupai tingkat konstruksi. Indikator ini menyampaikan informasi mengenai kualitas pergantian pesawat.

Koordinator giliran dipasang di dasbor pesawat dan dianggap sebagai salah satu instrumen utama pilot selama penerbangan. Komponen pesawat mini dari koordinator belokan menyampaikan informasi laju belokan ke pilot dan merupakan komponen penting saat terbang di bawah aturan penerbangan instrumen (IFR). Putaran selama IFR harus dilakukan pada kecepatan standar, yaitu 3° per detik, dan ditunjuk pada koordinator belokan. Hal ini memungkinkan pengontrol lalu lintas udara untuk memperkirakan berapa lama pesawat akan membutuhkan sebelum menyelesaikan giliran yang ditetapkan. Dengan menggunakan kecepatan 3° per detik, pesawat akan membutuhkan waktu dua menit untuk berbelok 360° sepenuhnya.

Komponen kedua koordinator giliran, kadang-kadang disebut sebagai indikator slip dan selip, memberi tahu pilot jika pesawatnya dalam penerbangan terkoordinasi. Jika pesawat terbang lurus, bola akan berada di tengah; jika tidak, bola akan bergerak ke kedua sisi tengah. Sebagai contoh, jika pesawat sedang mengeksekusi bank kiri, namun bola bergerak ke kanan, pesawat dianggap dalam kondisi slip. Jika bola bergerak ke arah tepian, pesawat dianggap dalam kondisi selip. Pilot harus menggunakan pedal kemudinya untuk menjaga penerbangan terkoordinasi setiap saat.

Mempertahankan penerbangan yang terkoordinasi sangat penting bagi pilot karena dua alasan. Penerbangan yang tidak terkoordinasi kurang efisien, menghasilkan energi yang terbuang dan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi untuk melakukan jumlah pekerjaan yang sama. Lebih penting lagi, penerbangan yang tidak terkoordinasi menghasilkan kecepatan stalling yang lebih tinggi. Kecepatan stalling yang lebih tinggi berarti sayap pesawat akan kehilangan kemampuan untuk mempertahankan penerbangan lebih awal dari biasanya — penyebab banyak kecelakaan penerbangan dan situasi berbahaya bagi pilot.

Koordinator giliran dasar beroperasi menggunakan giroskop yang ditenagai oleh sistem kelistrikan pesawat. Pesawat yang lebih canggih, seperti jet komersial, memanfaatkan koordinator belokan yang lebih canggih yang memanfaatkan teknologi laser. Untuk menjaga penerbangan yang aman dan efisien, pilot di semua jenis pesawat harus memahami dan menggunakan informasi yang diberikan oleh sistem koordinator giliran mereka.