Grafiti 3D adalah genre yang dicirikan oleh kurangnya garis yang solid dan penggunaan warna hitam dan putih yang hemat. Seperti banyak bentuk grafiti, metode ini sangat teknis dan membutuhkan keterampilan tingkat tinggi serta pengetahuan terperinci tentang penggunaan cahaya, sudut, bayangan, dan kedalaman. Meskipun banyak grafiti dapat dianggap 3D, bentuk khusus ini menghasilkan kedalaman yang sangat realistis yang tampak nyata.
Seperti bentuk grafiti lainnya, sketsa dasar awalnya diletakkan di dinding. Penulis grafiti kemudian memutuskan sumber cahaya yang masuk di mana sudut, bayangan, dan kedalaman sisa potongan akan didasarkan. Biasanya, dua sumber cahaya digabungkan dalam grafiti 3D — satu primer, atau utama, dan sekunder, atau reflektif, cahaya. Kedua sumber cahaya ini seringkali datang dari sisi yang berlawanan.
Sketsa kemudian diisi. Dalam grafiti 3D, para seniman menaungi sesuai dengan sumber cahaya, dengan gradasi yang lebih terang ke arah sumber cahaya dan gradasi yang lebih gelap menjauh. Biasanya, isian terdiri dari tiga nada dengan warna yang sama: nada yang lebih tinggi, nada yang lebih terang, nada yang sedang, dan nada yang lebih rendah dan lebih gelap. Penggunaan nada ini memberikan kedalaman dan membantu membuat transisi warna melalui cahaya dan bayangan.
Warna yang lebih redup digunakan dalam grafiti 3D karena ini menciptakan tampilan yang lebih realistis. Warna yang lebih cerah, serta penggunaan hitam dan putih yang signifikan, cenderung membuat karya tampak lebih datar dan seperti kartun. Seniman menerapkan detail permukaan pada potongan 3D untuk menciptakan tekstur dan kontur. Seringkali, ini dicapai dengan penggunaan warna kontras tinggi.
Latar belakang potongan grafiti 3D sering dibuat menggunakan nada warna yang lebih gelap di sudut luar dan kemudian membawa nada yang lebih terang ke tengah. Teknik ini membantu potongan untuk tampil lebih tiga dimensi karena mendorong gambar secara visual ke depan dan keluar dari dinding. Drop shadows, terdiri dari area yang lebih gelap yang dilukis di bawah elemen potongan, memberi kedalaman dan membuat gambar tampak berdiri.
Teknik lain juga dapat membantu sebuah karya tampil lebih tiga dimensi, termasuk fogging. Fogging memberikan tampilan satu elemen dari potongan yang ada di belakang yang lain. Cara lainnya adalah memasukkan bayangan ke dalam elemen karya, menekankan kedalaman, transisi, dan tekstur.
Salah satu aspek terpenting dari grafiti 3D yang sukses adalah ketepatan — ini membuat karya tampak lebih realistis. Oleh karena itu, pembersihan dan ketajaman garis sangat penting. Langkah terakhir adalah untuk menekankan terang dan gelap dalam potongan untuk membuatnya tampak lebih tajam. Di sinilah penggunaan warna putih yang sebelumnya jarang digunakan karena sorotan putih memiliki efek yang jauh lebih signifikan dalam menyatukan elemen dan membuat bagian akhir menonjol.