Apa itu Siput Pisang?

Siput pisang adalah sejenis moluska, dengan tubuh lunak klasik moluska tetapi tidak memiliki cangkang luar yang keras. Hewan-hewan ini ditemukan di hutan di Pacific Northwest, dengan hutan redwood beriklim California Utara membuktikan tempat nongkrong yang populer untuk siput ini. Selain memberikan petunjuk tentang evolusi moluska, siput pisang juga menjadi maskot resmi Universitas California, Santa Cruz. Mereka juga hampir menjadi Moluska Negara Bagian California pada akhir 1980-an.

Ada beberapa spesies siput pisang, semuanya ditemukan dalam genus Ariolimax. Mereka sering berwarna kuning dengan bintik-bintik kecoklatan yang menyebabkan mereka terlihat seperti pisang, meskipun mereka juga berwarna putih, hijau, dan coklat. Hewan-hewan ini lebih menyukai lingkungan lembab di lantai hutan dan kebun, di mana mereka memakan tanaman, jamur, lumut, dan bahan nabati yang membusuk dengan mulut mereka yang serak yang dikenal sebagai radula.

Hewan-hewan ini terkenal sangat sangat berlendir, dan lendirnya sangat keras dan sulit dihilangkan. Slime memiliki beberapa fungsi. Hewan-hewan menggunakan lendir untuk melumasi tanah agar tidak terluka oleh tongkat dan batu, misalnya. Lendir juga menjaga kulit siput pisang tetap lembab, yang penting untuk pertukaran gas dan pernapasan, dan itu mencegah pemangsa. Selain lendir, siput ini juga mengusir pemangsa dengan neurotoksin ringan, yang menyebabkan mati rasa singkat.

Seperti moluska lainnya, siput pisang bergerak dengan satu kaki berotot, dan mereka memiliki punuk daging di sekitar kepala mereka. Hewan menggunakan dua set antena untuk berkomunikasi. Satu set, yang dikenal sebagai tangkai mata, terletak lebih tinggi di kepala, sedangkan tangkai bawah mendeteksi feromon dari siput pisang lainnya. Kedua set dapat ditarik kembali untuk perlindungan.

Siput kuning mudah dikenali di hutan yang redup, dan mereka sering keluar setelah hujan. Siput pisang bersifat hermaprodit, dan kawin dengan menukar sperma dengan siput pisang lain, dalam proses yang bisa memakan waktu berjam-jam. Setiap siput membuahi telurnya sendiri, dan menyembunyikannya di tempat yang lembab untuk menetas. Banyak orang terpesona oleh siput ini karena warna mereka yang menarik dan wajah yang tampak ingin tahu, yang ditandai dengan tangkai mata yang melambai dengan lembut. Lainnya, terutama tukang kebun, tidak menyukai hewan, karena mereka dapat merusak tanaman dan mereka sangat tidak nyaman untuk dipegang atau diinjak.