Tata krama pada dasarnya adalah bagaimana seekor kuda berperilaku di sekitar Anda ketika Anda bekerja dengannya atau berdiri di sampingnya di tanah. Mereka adalah bagian mendasar dari pelatihan kuda, dan sangat mendasar sehingga kebanyakan orang bahkan tidak memperhatikan sopan santun sampai mereka berada di sekitar kuda yang tidak memilikinya. Seekor kuda yang memiliki sopan santun menghormati pawangnya dan karena itu cenderung tidak melakukan hal-hal yang mungkin menyakiti orang tersebut. Seekor kuda yang tidak memiliki sopan santun, di sisi lain, bisa berbahaya berada di sekitarnya, terutama dalam situasi di mana kuda cenderung ketakutan atau panik.
Dasar dari tata krama yang baik adalah rasa hormat. Meskipun seekor kuda biasanya melebihi empat atau lima kali pawangnya, ia perlu menghormati orang-orang yang bekerja dengannya. Seekor kuda yang penuh hormat sangat memperhatikan pawangnya, mematuhi perintah, dan berhati-hati untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat menyakiti pawangnya. Di sisi lain, kuda yang tidak sopan mungkin sering menabrak pawangnya atau menginjak kaki orang, mengangkat kepalanya untuk menolak dipegang, dan mulut atau menggigit pawangnya. Perilaku kuda yang terakhir tidak hanya kasar dan menjengkelkan, tetapi juga sangat tidak menghargai ruang dan keselamatan pawangnya.
Salah satu contoh tata krama yang baik pada kuda adalah cara dia berjalan dengan pawangnya di atas tali timah. Seekor kuda yang terhormat berjalan beberapa meter jauhnya, sehingga dia tidak mengerumuni pawangnya tetapi masih cukup dekat untuk mengikuti petunjuk. Seekor kuda yang penuh hormat juga memperhatikan apa yang dilakukan pawangnya, sehingga dia tahu kapan harus berhenti atau berbelok. Pelatihan kuda yang tepat adalah penting bahkan untuk hal yang sederhana seperti ini, karena kuda yang berjalan terlalu dekat dengan pawangnya berisiko menabrak orang tersebut jika terjadi sesuatu yang mengagetkannya.
Tata krama yang baik juga dapat ditemukan dalam gerak tubuh yang paling sederhana. Misalnya, seekor kuda yang menundukkan kepalanya untuk membantu pawangnya mengenakan halter atau kekangnya dianggap berperilaku baik. Perilaku kuda yang penuh hormat juga ditampilkan ketika seekor kuda mendatangi pawangnya di padang rumput, bukannya melarikan diri dan membuat orang tersebut menangkapnya.
Contoh umum dari sopan santun yang buruk adalah kuda yang sering mengadu pada pawangnya. Sama seperti pada anak-anak, kuda muda bisa sangat cerewet, menjelajahi berbagai hal dengan bibir dan lidahnya. Sayangnya, jika perilaku ini tidak diperbaiki, dapat menyebabkan kuda dewasa dengan kebiasaan menggigit ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya atau sedang menuntut perawatan. Kuda juga cenderung menjadi cerewet ketika mereka sering diberi makan dengan tangan, jadi pemilik harus memberi makan kudapan dengan hemat dan segera memarahi kuda mereka untuk setiap mulut yang muncul.
Tata krama tanah yang buruk sering dipelajari ketika orang, terutama penunggang kuda yang tidak berpengalaman, memiliki kuda sejak masih sangat muda. Tingkah laku kuda muda bisa sangat lucu, bahkan ketika itu adalah sesuatu yang kebanyakan orang tidak ingin kuda dewasa melakukannya: kebiasaan seperti berdiri terlalu dekat atau bersandar pada pawangnya, mengucapkan tangan atau pakaian pawangnya, atau membesarkan atau melawan waktu yang tidak tepat. Sayangnya, jika kuda tidak diajarkan tata krama yang benar di usia muda, kebiasaan ini bisa lebih sulit untuk diperbaiki di kemudian hari.