Ctenophore adalah hewan laut kecil, biasanya dengan dua tentakel panjang, yang memangsa target kecil di zona photic (cahaya) laut, termasuk plankton, telur ikan, larva, ctenophore lainnya, dan organisme kecil lainnya yang umumnya berukuran sekitar 1 mm. Ctenophora kadang-kadang disebut ubur-ubur sisir, meskipun kompleksitasnya relatif dibandingkan dengan ubur-ubur. Beberapa ctenophora bersifat bioluminescent, tetapi ini hanya terlihat dalam kegelapan total. Di akuarium, ctenophora tampak bercahaya karena deretan silia yang menyatu di sisinya yang digunakan untuk bergerak, yang menyebarkan cahaya, menghasilkan efek pelangi yang indah. Pada spesies yang paling terkenal, Pleurobrachia, cahaya tidak memancar dari ctenophore itu sendiri, tetapi diciptakan oleh hamburan optik.
Genus ctenophore yang paling terkenal adalah Mnemiopsis, yang dapat ditemukan secara musiman di air payau di lepas Teluk Chesapeake. Seperti ubur-ubur, Mnemiopsis dan ctenophora lainnya memiliki tubuh yang sebagian besar terdiri dari air, dalam hal ini 97%. Ctenophore adalah mangsa bagi banyak hewan besar yang penting, termasuk penyu dan berbagai ikan.
Ctenophora memiliki beberapa sel unik untuk berburu dan bergerak. Ctenophore memiliki reseptor keseimbangan, statocyst, yang bekerja sangat berbeda dari telinga bagian dalam pada mamalia, tetapi digunakan untuk mempertahankan posisi tegak di ctenophore sesuai kebutuhan. Tentakel Ctenophore mengandung colloblasts, atau sel laso, yang merupakan sel khusus yang mengirimkan benang lengket saat kontak dengan mangsa. Ini berbeda dari nematocysts ubur-ubur, yang digunakan untuk menyuntikkan racun, tetapi mereka memiliki beberapa kesamaan struktural. Waktu rilis untuk sel-sel ini sangat mengesankan, dalam mikrodetik atau kurang, dan hanya dapat ditangkap oleh kamera eksposur yang sangat cepat.
Sayangnya, kita tidak tahu banyak tentang sejarah ctenophore seperti yang kita inginkan, karena hewan-hewan ini sulit memfosil. Sebagian besar dari apa yang kita ketahui diperoleh dari pengamatan ctenophores di laboratorium saat ini. Meskipun lebih kompleks daripada ubur-ubur, ctenophora tidak memiliki sistem saraf pusat, hanya memiliki jaringan saraf terdesentralisasi untuk memandu perilaku dan reaksi mereka. Kesederhanaan jaring saraf ini menjadikannya target potensial untuk ditiru dalam robotika.