Wafer komuni tradisional yang disajikan selama kebaktian Katolik Roma terbuat dari dua bahan, tepung terigu dan air. Faktanya, selama tahun-tahun awal gereja Kristen, ada seluruh ritual seputar proses pembuatan wafer, dimulai dengan pemilihan dan pembersihan gandum. Setelah gandum dicuci dan digiling dengan benar, hanya tukang roti yang disetujui oleh dewan gereja setempat yang dapat membuat kue komuni dalam oven berlapis besi yang dilindungi secara seremonial.
Akhirnya, ordo biarawati tertentu memikul tanggung jawab untuk menciptakan wafer komuni, yang sering kali menjadi sumber pendapatan bagi biara mereka. Bahan standarnya masih tepung terigu dan air, tanpa bumbu atau ragi yang diizinkan. Wafer dimaksudkan untuk meleleh di mulut penerima saat dia merenungkan pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Selama kebaktian Ekaristi, anggur atau jus anggur alami juga disajikan bersama dengan roti atau wafer.
Wafer modern dapat diembos dengan simbol agama atau dilubangi untuk memudahkan pengeluaran. Para imam yang melayani komuni suci mungkin harus mengonsumsi wafer yang lebih besar, yang juga disebut hosti, daripada yang diletakkan di lidah para jemaah. Ada juga lembaran wafer yang lebih besar yang dirancang untuk dipatahkan di sepanjang garis yang telah dicetak sebelumnya. Toko perlengkapan keagamaan sering membawa beberapa jenis roti komuni yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan denominasi Kristen yang berbeda.
Penggunaan tepung gandum biasa dan air memang memberikan suasana kerendahan hati pada wafer komuni, tetapi beberapa orang menganggap rasa hambar itu sangat tidak menarik. Beberapa denominasi Kristen yang merayakan komuni suci telah memilih jenis roti lain, seperti roti pita tidak beragi, kerupuk meja, roti roti beragi atau bahkan tortilla tepung. Beberapa produsen wafer komuni juga menawarkan varietas bebas gluten yang terbuat dari tepung kedelai atau kentang. Sementara penerimaan roti alternatif ini dapat bervariasi dari denominasi ke denominasi, simbolisme roti sebagai tubuh Kristus masih tetap ada.
Daya tarik wafer komuni sebagai makanan ringan mungkin tetap sulit dipahami bagi banyak dari kita, tetapi ada sejumlah tempat di dunia di mana bentuk wafer komuni dapat ditemukan di sebelah pretzel, keripik jagung, dan kacang tanah. Karena kerupuk ini secara alami bebas lemak, dan umumnya bebas dari pengawet atau garam yang tidak alami, mereka mungkin populer. Karena wafer khusus ini belum ditahbiskan oleh gereja Katolik, signifikansi keagamaannya dianggap nominal. Bentuk lain dari “roti Alkitab” tidak beragi juga dapat ditemukan di sejumlah toko kelontong.