Siapa orang Igorot itu?

Suku Igorot adalah suku bangsa Filipina, berkerumun di wilayah Cordillera di Luzon. Mereka terkenal dengan pertanian terasering dan beberapa dari mereka telah dikenal sebagai pemburu kepala di masa lalu.

Igorot, atau Igolot, secara harfiah berarti orang-orang dari pegunungan. Seperti yang dapat disimpulkan, mereka adalah ras dataran tinggi, dan beradaptasi dengan baik dengan kehidupan di ketinggian. Untuk menjamin pasokan tanaman yang stabil, mereka bahkan telah menemukan cara untuk membuat teras di sisi gunung, yang mereka tanam dengan berbagai biji-bijian. Orang Igorot dikategorikan ke dalam enam kelompok etnolinguistik yang berbeda: Bontoc, Ibaloi, Ifugao, Isneg (atau Apayao), Kalinga, dan Kankana-ey.

Bontoc tumbuh subur di tepi Sungai Chico. Terkenal sebagai headhunter di masa lalu, mereka telah meninggalkan cara mereka sebelumnya. Saat ini, sebagian besar orang Bontoc telah memeluk agama Kristen. Mereka telah bertransisi dengan mulus menjadi masyarakat agraris yang damai.

Masyarakat Ibaloi juga merupakan masyarakat agraris. Kebanyakan ditemukan di Benguet Selatan, ada sekitar 93,000 di seluruh Filipina. Bahasa mereka berasal dari rumpun bahasa Austronesia.
Ifugao, di sisi lain, dikenal karena epos dan cerita mereka, seperti hudhud dan alim. Orang Ifugao memiliki total empat dialek yang berbeda, dan kadang-kadang disebut Amganad, Kiangan, atau Mayoyao. Kata Ifugao berarti “dari bukit”.

Isneg atau Apayao dapat ditemukan tinggal di dekat tepi Sungai Apayao. Awalnya petani tebang-dan-bakar, mereka mulai mempraktikkan bentuk pertanian yang lebih berkelanjutan. Isneg juga dikenal sebagai nelayan yang baik, dan memiliki kegemaran minum kopi.

Suku Kalinga mungkin yang paling diplomatis dari semua Igorot. Mereka sangat mementingkan kekerabatan dan ikatan sosial, dan digembar-gemborkan untuk pakta perdamaian yang memungkinkan suku mereka menjadi kuat. Mereka juga dikenal sebagai orang Igorot yang paling banyak berhias.

Akhirnya, Kankana-ey adalah salah satu dari sedikit suku yang masih mempraktikkan cara hidup yang lebih umum di masa lalu, meskipun juga cepat menghilang. Di Kankana-ey, pria dan wanita muda dibagi berdasarkan jenis kelamin dan kemudian diantar ke asrama terpisah. Masuk ke asrama menandakan kesiapan seorang anak muda untuk memasuki tahapan pacaran. Pacaran dilakukan di ebgan, atau “rumah perempuan”.