Siapa Jonas Salk?

Jonas Salk adalah seorang ahli mikrobiologi dan peneliti ilmiah Amerika yang hidup dari tahun 1914-1995. Meskipun Salk paling terkenal karena karyanya pada vaksin polio pada 1950-an, ia juga menyumbangkan sejumlah kemajuan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit menular. Di seluruh dunia, Jonas Salk dipandang sebagai pahlawan di banyak komunitas, karena jutaan orang telah menghindari infeksi polio yang berpotensi fatal dengan bantuan vaksinnya yang terkenal.

Salk lahir dalam keluarga Yahudi New York pada tahun 1914. Ketika dia awalnya kuliah, dia belajar hukum, tetapi dia akhirnya beralih ke kedokteran, lulus pada tahun 1939. Pada tahun 1940-an, Jonas Salk bekerja di Universitas Michigan, mempelajari influenza . Studinya menjadi sangat penting selama Perang Dunia Kedua, ketika infeksi influenza menimbulkan risiko besar bagi tentara Amerika di luar negeri. Salk adalah salah satu orang pertama yang menyadari bahwa virus yang terbunuh dapat digunakan dalam produksi vaksin untuk membuat vaksin yang jauh lebih aman dan sama-sama produktif, dan penemuan ini memainkan peran utama dalam pengembangan vaksin influenza.

Setelah karyanya tentang influenza, Salk pindah ke Universitas Pittsburgh, di mana ia mulai mengerjakan vaksin untuk polio. Pada saat itu, polio adalah penyakit yang menghancurkan dan banyak orang hidup dalam ketakutan untuk anak-anak mereka selama bulan-bulan musim panas, ketika infeksi polio cenderung meningkat secara astronomis. Menggunakan karyanya dengan membunuh virus, Jonas Salk mengembangkan vaksin polio yang aman dan efektif yang dirilis ke publik pada tahun 1954.

Meskipun Jonas Salk diperlakukan seperti pahlawan hari ini, pada saat itu ia bertemu dengan beberapa oposisi. Beberapa ilmuwan percaya bahwa vaksinnya tidak akan berhasil, dan mereka sangat skeptis tentang pengenalannya. Pada tahun 1957, kumpulan vaksin yang buruk sebenarnya menyebabkan infeksi polio pada sekelompok kecil orang, yang menyebabkan meningkatnya kritik tentang vaksin tersebut. Namun, Jonas Salk bertahan, memperjuangkan validitas dan kegunaan vaksinnya karena dia mempercayainya.

Pada tahun 1963, Jonas Salk pindah ke San Diego, di mana ia menjadi direktur sebuah lembaga penelitian yang kemudian dikenal sebagai Institut Salk. Dia melakukan berbagai macam proyek penelitian di sana; di tahun-tahun terakhirnya, Salk mengerjakan vaksin untuk AIDS. Meskipun Salk tidak berhasil, beberapa ahli mikrobiologi berpikir bahwa dia mungkin telah meletakkan dasar, dan dia tentu saja memberikan harapan kepada komunitas ilmiah.