Siapa Henry VIII?

Henry VIII adalah raja Inggris dari tahun 1509 hingga kematiannya pada tahun 1547. Selama masa pemerintahannya, Henry VIII memicu Reformasi Protestan di Inggris, dengan dampak jangka panjang bagi Inggris dan Eropa pada umumnya. Dia juga menyumbangkan sejumlah hal lain untuk sejarah Inggris. Namun, ia lebih dikenal karena kebiasaan perkawinannya; enam istri Raja Henry adalah topik yang sangat menarik bagi penulis biografinya.

Pada saat kelahiran Henry, ia memiliki kakak laki-laki, Arthur, yang ditakdirkan untuk menjadi Raja. Diasumsikan bahwa Henry akan pergi ke gereja, dan dia diberikan pendidikan yang sangat baik. Orang-orang sezamannya menggambarkannya sebagai seorang pria yang berprestasi, cerdas, sangat atletis yang juga seorang musisi yang terampil. Saudaranya menikah dengan Catherine dari Aragon, dalam upaya untuk meningkatkan hubungan antara Inggris dan Spanyol. Pada 1502, Arthur meninggal, menempatkan Henry di urutan berikutnya untuk tahta.

Henry akhirnya menikahi Catherine dari Aragon, setelah dispensasi kepausan diperoleh. Keduanya dimahkotai pada 21 April 1509. Pada 1533, Henry VIII menjadi tidak puas dengan istri pertamanya, dan dia menuntut pembatalan pernikahan mereka. Paus menolak, dan Henry memulai pemutusan hubungan dengan Roma yang pada akhirnya memicu reformasi agama besar di Inggris. Di bawah Henry, Raja menjadi kepala gereja di Inggris, dan kekuatan gereja sangat terkikis. Pelanggaran antara Roma dan Inggris ini menyebabkan banyak hal, termasuk pendirian Gereja Inggris dan putusnya hubungan baik antara Inggris dan Spanyol.

Aturan Henry VIII ditandai dengan meningkatnya minat dalam penemuan dan inovasi. Sang raja lahir ketika Dunia Baru sedang ditemukan, dan dia menyadari nilai membangun angkatan laut dan mempromosikan inovasi di Inggris. Dalam beberapa hal, Henry cukup radikal, bekerja untuk menyatukan Inggris dan Wales, menciptakan gereja Inggris yang terpisah, dan membangun Inggris sebagai kekuatan utama. Dia sering dibandingkan dengan singa, terutama di tahun-tahun berikutnya ketika dia menjadi sangat berat dan agak ganas, menurut beberapa catatan.

Di masa tuanya, Henry VIII menjadi jauh lebih tirani, dan hampir paranoid dalam beberapa hal. Beberapa sejarawan menduga bahwa ia mungkin menderita sifilis, yang pasti akan menjelaskan banyak dari perilakunya, bersama dengan masalah medis yang dialami oleh anak-anaknya. Banyak istrinya menunjukkan satu sisi dari kepribadiannya yang gelisah, tetapi dia juga bertanggung jawab atas banyak eksekusi dan tindakan brutal lainnya. Pada kematiannya, Henry digantikan oleh putranya, Edward VI. Putranya tidak pernah berhasil dewasa, dan diikuti oleh Lady Jane Grey, yang memerintah hanya sembilan hari sebelum digantikan oleh putri Henry, Mary. Setelah kematian Mary, Elizabeth I, raja Tudor terakhir, naik takhta.