Siapa Anti-Federalis?

Anti-Federalis adalah koalisi politik yang dibentuk setelah Perang Revolusi, selama tahap awal penyusunan Konstitusi Amerika Serikat. Dari 1787 hingga 1788, mereka menentang ratifikasi Konstitusi sebagaimana tertulis, percaya bahwa itu memberi terlalu banyak kekuasaan terpusat kepada pemerintah federal, yang pada akhirnya dapat mengarah pada monarki. Kaum Anti-Federalis menginginkan masing-masing negara bagian dan warga negara memiliki lebih banyak hak mereka sendiri, terlepas dari pemerintah federal. Mereka secara khusus menentang gagasan seorang presiden, percaya bahwa Kongres harus dapat bertindak sendiri.

Sebelum penyusunan Konstitusi, Amerika Serikat diatur oleh pasal-pasal yang terkandung dalam Anggaran Konfederasi. Baik Federalis maupun Anti-Federalis menyadari bahwa dokumen tersebut gagal mengatasi semua masalah dan bahwa dokumen lain yang menguraikan kekuasaan pemerintah diperlukan; namun, butuh waktu hampir satu tahun bagi kedua pihak untuk bersama-sama menyusun apa yang akan menjadi Konstitusi Amerika Serikat. Kaum Federalis menginginkan pemerintahan terpusat yang lebih kuat, percaya bahwa itu perlu untuk perlindungan bangsa, sementara kaum Anti-Federalis takut akan pelanggaran pemerintah.

Salah satu masalah terbesar yang dimiliki kaum Anti-Federalis dengan Konstitusi yang sedang diusulkan adalah bahwa konstitusi itu tidak mengandung undang-undang hak. Mereka percaya bahwa dokumen tersebut harus dengan jelas menguraikan kebebasan individu warga negara, dan bahwa dokumen itu harus berisi perlindungan yang akan memastikan bahwa pemerintah tidak dapat melanggar kebebasan tersebut. Anti-Federalis berpendapat bahwa undang-undang hak ini harus menjadi dasar dari seluruh konstitusi, dan harus menggantikan kekuasaan pemerintah negara bagian dan federal.

Selama masa perdebatan Konstitusi, para anggota kedua partai memberikan pidato yang berapi-api, di depan Kongres Konstitusional dan publik untuk mencoba memenangkan hati mereka. Patrick Henry, dari Virginia, adalah salah satu pembicara paling vokal dan fasih yang mengadvokasi hak-hak individu dan negara bagian, dan dia umumnya dianggap sebagai pemimpin gerakan Anti-Federalis. Pemimpin penting gerakan lainnya termasuk Samuel Adams dan James Monroe.

Akhirnya, Patrick Henry dan kelompoknya mampu meyakinkan kaum Federalis untuk memasukkan gagasan mereka bahwa kebebasan individu harus menjadi dasar Konstitusi. Bersama dengan Federalis, mereka membuat amandemen Konstitusi yang kemudian dikenal sebagai Bill of Rights. RUU ini, yang diratifikasi pada tahun 1791, memberi warga negara Amerika Serikat total sepuluh hak yang tidak dapat dicabut, yang mencakup hak atas kebebasan berbicara, kebebasan beragama, dan hak untuk memanggul senjata.